Otomotif

Ruben Amorim: Sporting CP Sukses, Man United Gagal? Statistik 2024/25

Musim 2024/2025 menjadi musim yang penuh kontras bagi pelatih Ruben Amorim. Dimulai dengan performa gemilang bersama Sporting CP, perjalanan kariernya berlanjut dengan tantangan besar di Manchester United. Hasilnya? Sebuah studi kasus yang menarik tentang bagaimana seorang pelatih dapat sukses di satu lingkungan, namun kesulitan beradaptasi di lingkungan lain.

Artikel ini akan menganalisis performa Amorim di kedua klub, membandingkan statistik dan konteksnya untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan dan kegagalannya.

Performa Impresif Ruben Amorim di Sporting

Awal musim Amorim bersama Sporting CP sungguh mencengangkan.

Ia memimpin timnya meraih 16 kemenangan dari 18 pertandingan awal.

Satu-satunya kekalahan diderita di laga Supertaca melawan Porto.

Gaya permainan menyerang dan intensitas tinggi yang diterapkannya berhasil mendominasi lapangan.

Puncaknya, Sporting bahkan mampu mengalahkan Manchester City dengan skor telak 4-1.

Prestasi impresif ini tak ayal membuat Manchester United kepincut dan memboyongnya ke Old Trafford.

Catatan kemenangannya mencapai 88,9 persen, sebuah angka yang luar biasa untuk sebuah musim yang masih berjalan.

Awal Sulit di Manchester United

Setelah jeda internasional November, Amorim memulai tugas barunya di Old Trafford menggantikan Erik ten Hag.

Namun, adaptasi di Premier League ternyata jauh lebih sulit dari yang dibayangkan.

Formasi 3-4-2-1 yang menjadi andalannya di Sporting CP tidak berjalan efektif di Manchester United.

Dari 41 pertandingan, Amorim hanya mampu meraih 16 kemenangan.

Ia juga mencatat 8 hasil imbang dan 17 kekalahan, membuat United terpuruk di peringkat 16 klasemen.

Puncak kekecewaan terjadi saat kekalahan di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur.

Hasil ini membuat Manchester United gagal tampil di kompetisi Eropa musim depan.

Rasio kemenangannya di Manchester United hanya 39 persen, jauh berbeda dengan prestasinya di Sporting CP.

Sporting Setelah Era Amorim

Kepergian Amorim meninggalkan kekosongan besar di Sporting CP.

Joao Pereira ditunjuk sebagai pelatih sementara, kemudian digantikan Rui Borges secara permanen pada akhir Desember.

Meskipun berhasil meraih gelar Liga Portugal, performa Sporting CP menurun drastis.

Mereka juga mencapai final Taca de Portugal, namun permainan tim kurang meyakinkan.

Dari 36 pertandingan di bawah kepemimpinan Pereira dan Borges, Sporting mencatat 20 kemenangan, 9 imbang, dan 7 kekalahan.

Persentase kemenangannya hanya 55,6 persen, masih jauh di bawah performa gemilang di bawah asuhan Amorim.

Empat kekalahan beruntun setelah kepergian Amorim bahkan membuat Sporting nyaris kehilangan gelar juara liga kepada rival abadinya, Benfica.

Perbedaan mencolok antara performa Amorim di Sporting CP dan Manchester United menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi kesuksesan seorang pelatih. Bukan hanya sekadar kemampuan taktikal, tetapi juga keselarasan dengan tim, struktur klub, dan kemampuan pemain dalam menjalankan filosofi permainan menjadi faktor krusial. Keberhasilan Amorim di Sporting CP menunjukkan bakatnya dalam membangun tim yang solid dan efektif, namun tantangan di Manchester United menggarisbawahi pentingnya konteks dan adaptasi di lingkungan yang berbeda. Meskipun Sporting CP tetap meraih gelar liga, penurunan performa mereka pasca kepergian Amorim membuktikan betapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan tim.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button