Teknologi

Kopi Joss Yogyakarta: Ekspansi Besar, Bukan Cuma Malioboro

Kota Yogyakarta baru-baru ini menerima enam sertifikat warisan budaya tak benda (WBTB) dari pemerintah Indonesia. Penghargaan ini mencakup beragam aspek budaya Yogyakarta, mulai dari permainan anak hingga minuman khas. Hal ini menunjukkan kekayaan budaya Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyambut baik penghargaan ini. Namun, ia menekankan pentingnya pengembangan WBTB agar tetap hidup dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Enam Warisan Budaya Tak Benda Yogyakarta yang Diakui

Keenam WBTB yang mendapatkan sertifikat tersebut adalah Cublak-Cublak Suweng Yogyakarta, Tari Wira Pertiwi, Tari Kuda-Kuda, Ketan Lupis Yogyakarta, Becak Yogyakarta, dan Kopi Joss.

Penghargaan ini bukan hanya sekadar pengakuan, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan warisan budaya tersebut. Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk memastikan keberlangsungannya.

Pentingnya Inovasi dan Kreativitas dalam Melestarikan WBTB

Wali Kota Hasto Wardoyo menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan WBTB. Kopi Joss, misalnya, tidak hanya bisa dijual di Malioboro, tetapi juga dapat direplikasi dan dikembangkan di tempat lain.

Selain itu, ia juga menyarankan penambahan nilai gizi pada Kopi Joss, misalnya dengan menambahkan vitamin atau kalsium. Ini merupakan contoh konkret bagaimana WBTB dapat dikembangkan secara modern dan tetap menjaga keasliannya.

Cublak-Cublak Suweng, sebagai contoh lain, dapat dikreasikan menjadi sebuah pertunjukan seni musik dan tari kolosal yang lebih modern dan menarik minat generasi muda.

Dengan demikian, pengembangan WBTB tidak hanya sekadar pelestarian, tetapi juga upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Warisan Budaya Tak Benda DIY Lainnya

Selain Kota Yogyakarta, beberapa daerah lain di DIY juga menerima sertifikat WBTB. Total, DIY mendapatkan 32 sertifikat WBTB Indonesia pada tahun 2024.

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menerima lima sertifikat, Kabupaten Bantul lima sertifikat, Kabupaten Sleman delapan sertifikat, dan Kabupaten Kulon Progo empat sertifikat.

Kabupaten Gunungkidul juga mendapatkan empat sertifikat WBTB. Pencapaian ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah DIY sejak tahun 2013.

Prestasi ini menunjukkan kekayaan budaya DIY yang luar biasa. Namun, ini juga merupakan tantangan besar dalam upaya pelestariannya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menekankan bahwa pencapaian ini merupakan prestasi sekaligus tantangan berat dalam proses pelestarian WBTB.

Daftar lengkap WBTB yang mendapatkan sertifikat dari masing-masing daerah di DIY menunjukkan keragaman budaya yang luar biasa.

Melalui inovasi dan kreativitas, diharapkan WBTB tersebut dapat terus dihidupkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Pemerintah Daerah DIY berencana untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan WBTB melalui berbagai program dan kebijakan. Hal ini bertujuan untuk menjaga identitas budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button