Berita

Banyumas: Generasi Muda, Ciptakan Konten Positif Era Digital

Di era digital yang serba cepat, informasi tersebar dengan mudah melalui berbagai platform. Handphone, sebagai alat komunikasi utama, berperan penting dalam arus informasi ini. Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan: bagaimana menyaring informasi yang valid dan menghindari penyebaran hoaks? Workshop Digital Content di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 30 Mei 2025, mengangkat isu krusial ini.

Workshop yang digelar di Advo Café tersebut menekankan pentingnya penggunaan handphone secara bijak dan produktif. Peserta, mayoritas mahasiswa dari berbagai kampus di Banyumas, diajak untuk menjadi produsen konten digital yang bertanggung jawab.

Handphone: Alat Komunikasi Produktif atau Sumber Hoaks?

Anggota DPRD Jawa Tengah, Asfirla Haristanto, mengatakan handphone tak hanya sekadar alat komunikasi. Ia bisa menjadi alat produktif untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dan menyebarkan informasi bermutu.

Asfirla memberikan contoh. Dengan handphone, kita dapat membuat berita terkini dan berkualitas tentang berbagai topik, seperti politik, ekonomi, kuliner, wisata, dan pendidikan. Namun, ia juga mengingatkan bahaya penyebaran informasi tanpa verifikasi.

Hal ini dapat berakibat fatal. Pengguna bisa terjerumus menjadi pelaku atau korban hoaks. Oleh karena itu, bijak dalam menggunakan teknologi digital sangat penting.

Memanfaatkan Media Sosial Secara Positif

Asfirla mendorong generasi muda untuk memanfaatkan platform media sosial seperti TikTok secara positif. Ia menekankan kreativitas dan konsistensi adalah kunci keberhasilan.

Dengan kreativitas dan konsistensi, TikTok bisa menjadi sumber pendapatan. Langkah lebih maju adalah membuat media online. Ini dapat membuka lapangan kerja, asalkan konten yang diproduksi akurat dan bertanggung jawab.

Pentingnya Berpikir Kritis dan Selektif

Tokoh PDI Jateng, Willem Tutuarima, menekankan tanggung jawab moral PDI Perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Workshop ini sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Eddy Wahono, mengingatkan pentingnya berpikir kritis dan selektif dalam menerima informasi. Generasi muda harus mampu menyaring informasi.

Eddy juga menekankan pentingnya menghindari emosi dan hoaks. Mereka harus menjadi agen perubahan yang berpikir jernih dan inspiratif. Hal ini penting agar tidak mudah terpengaruh informasi yang tidak benar.

Wasis Wardana, sutradara film dokumenter “Margono Djojohadikusumo: Sang Pelopor”, menambahkan pentingnya menyampaikan pesan dengan pendekatan kritis, kreatif, dan berbasis pengetahuan.

Wasis menyarankan agar kritik disampaikan dengan pendekatan jurnalistik yang baik, misalnya dengan prinsip cover both sides. Pesan yang disampaikan harus berbasis fakta, kemudian dikemas secara emosional agar efektif.

Ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan etika dan hukum. Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal bagi generasi muda Banyumas untuk cerdas dalam menyikapi informasi digital.

Workshop ini menghadirkan berbagai narasumber berpengalaman. Selain Asfirla Haristanto, hadir pula Willem Tutuarima, Eddy Wahono, dan Wasis Wardana dari Wild Work Strategic. Mereka memberikan wawasan dan dukungan kepada peserta.

Para peserta workshop, sebagian besar mahasiswa, antusias mengikuti sesi diskusi dan berbagi pengalaman. Mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tanggung jawab mereka dalam menghasilkan dan mengonsumsi konten digital.

Semoga workshop ini dapat menginspirasi generasi muda Banyumas untuk menjadi produsen konten digital yang positif, kritis, dan inspiratif. Mereka diharapkan mampu menghadapi tantangan informasi digital dengan bijak dan bertanggung jawab, berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan. Keterampilan berpikir kritis dan selektif menjadi kunci utama dalam navigasi dunia informasi yang kompleks.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button