Jokowi Dukung PSI? Guntur PDI-P Singgung Kehidupan Biasa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyatakan preferensinya untuk tetap bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketika ditanya mengenai kemungkinan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai calon ketua umum. Pernyataan ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk dari politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli.
Guntur Romli menanggapi pernyataan Jokowi tersebut dengan mengingatkan janji Jokowi untuk kembali menjadi warga sipil biasa di Solo setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir. Ia menilai pernyataan Jokowi ini menunjukkan adanya kontradiksi dengan sikap politiknya saat ini.
Reaksi Politisi PDI-P terhadap Pernyataan Jokowi
Guntur Romli menyatakan bahwa ia dan partainya tidak akan berkomentar mengenai pilihan politik Jokowi. Namun, ia menyoroti adanya perbedaan antara pernyataan Jokowi sebelumnya dan sikapnya yang masih aktif dalam kancah politik partai.
Guntur menilai Jokowi masih ingin ikut campur dalam urusan partai politik. Hal ini, menurutnya, membuat pernyataan Jokowi sebelumnya tentang pensiun politik menjadi tidak kredibel.
Pernyataan Jokowi yang Dinilai Kontradiktif
Guntur Romli bahkan menilai Jokowi sejak awal tidak dapat dipercaya. Ia mencontohkan beberapa hal yang menurutnya menunjukkan kurangnya kepercayaan publik terhadap Jokowi.
Beberapa contoh yang disebutkan Guntur Romli antara lain isu tiga periode, mobil Esemka, intervensi dalam Pilpres untuk kepentingan anaknya, Gibran Rakabuming, dan isu ijazah palsu.
Klarifikasi dari PPP dan Sikap Jokowi
Sebelumnya, Jokowi secara tegas menyatakan dirinya lebih memilih berada di PSI daripada menjadi calon ketua umum PPP. Ia menilai ada banyak calon lain yang lebih baik dan memiliki kapasitas serta kapabilitas yang lebih mumpuni.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha menegaskan bahwa partainya tidak pernah secara formal mengajak Jokowi untuk menjadi calon ketua umum. Ia menghormati hak politik Jokowi untuk memilih PSI sebagai kendaraan politiknya.
Beberapa nama lain juga muncul sebagai calon ketua umum PPP, baik dari internal maupun eksternal partai, termasuk Muhammad Romahurmuziy (Rommy), Andi Amran Sulaiman, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Sandiaga Uno.
Pernyataan Jokowi yang memilih PSI menjadi sorotan publik dan memunculkan berbagai interpretasi. Pernyataan ini juga menunjukkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia.
Sikap Jokowi yang tampak masih aktif di kancah politik pasca-jabatan presidennya menimbulkan pertanyaan tentang komitmennya pada janji sebelumnya untuk kembali ke kehidupan sipil. Peristiwa ini menunjukkan betapa rumitnya peta politik Indonesia dan pentingnya peran publik dalam menilai kredibilitas figur publik.