Stadion Piala Dunia Brasil: Megah, Terbengkalai, Kini Tempat Nikah?

Stadion Arena Amazonia di Manaus, Brasil, yang menjadi salah satu venue Piala Dunia 2014, kini mengalami nasib memprihatinkan. Setelah menghabiskan biaya fantastis dan menjadi saksi bisu pertandingan-pertandingan penting, stadion megah ini nyaris terlupakan dan kondisinya memprihatinkan.
Dibangun dengan biaya mencapai Rp4,17 triliun dan memakan waktu empat tahun, Arena Amazonia menyambut empat pertandingan Piala Dunia 2014, termasuk laga Inggris melawan Italia. Stadion ini juga digunakan untuk Olimpiade 2016.
Stadion Mewah yang Terbengkalai
Ironisnya, kini stadion berkapasitas 44.300 penonton ini nyaris terbengkalai. Lapangan yang dulunya ramai dipadati penonton kini sepi.
Untuk menambah pemasukan, Arena Amazonia bahkan digunakan untuk acara pernikahan dan berbagai event non-olahraga lainnya. Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya perbedaan antara masa kejayaannya dan kondisi sekarang.
Lokasi stadion yang berada di tengah hutan hujan Amazon, memang menjadikannya tempat yang sulit dijangkau para penggemar sepak bola internasional. Faktor ini mungkin turut mempengaruhi tingkat kunjungan ke stadion setelah Piala Dunia.
Beban Biaya Pemeliharaan yang Mencengangkan
Proyek pembangunan Arena Amazonia tidak hanya mahal, tetapi juga meninggalkan tragedi. Tiga orang pekerja dilaporkan meninggal dunia selama proses pembangunan.
Biaya pemeliharaan tahunan stadion mencapai Rp18,7 miliar. Namun, pendapatan yang dihasilkan jauh dari cukup untuk menutupi biaya tersebut. Dalam dua tahun pertama setelah Piala Dunia, pendapatan hanya mencapai sepertiga dari biaya pemeliharaan.
Selain Piala Dunia dan Olimpiade, Arena Amazonia juga pernah menjadi lokasi konser Guns N’ Roses pada tahun 2022. Namun, event-event seperti ini tampaknya tidak cukup untuk menopang keberlangsungan stadion.
Media Spanyol, *El Pais*, pernah melaporkan pada 2016 bahwa stadion ini bahkan disewakan untuk acara ulang tahun dan pernikahan. Ini menunjukkan upaya pengelola untuk mencari sumber pendapatan tambahan.
Penjualan ke Swasta sebagai Solusi Terakhir?
Foto-foto terbaru menunjukkan kondisi memprihatinkan Arena Amazonia. Sebagian atap stadion telah dilepas, dan kursi-kursi penonton tampak pudar akibat terik matahari.
Pertandingan lokal yang sesekali digelar di stadion ini hanya dihadiri oleh kurang dari 1.000 penonton, jauh dari kapasitas stadion.
Sebagai upaya penyelamatan, media Brasil *Correio do Estado* melaporkan rencana penjualan Arena Amazonia ke sektor swasta. Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk pengelolaan dan perawatan stadion.
Penjualan ini dilakukan jelang sebuah pertandingan amal, menjadi tanda resmi bahwa pemerintah daerah menyerahkan pengelolaan stadion ini kepada pihak swasta.
Nasib Arena Amazonia menjadi pelajaran berharga tentang perencanaan dan pengelolaan infrastruktur olahraga pasca-event besar. Harapannya, penjualan ke swasta dapat menghidupkan kembali stadion megah ini dan mencegahnya dari kehancuran total.