Tragedi Penembakan Sekolah Austria: 10 Korban Tewas, Pelaku Bunuh Diri

Tragedi penembakan massal mengguncang Austria pada Selasa, 10 Juni 2025. Peristiwa ini terjadi di sekolah menengah Dreierschuetzengasse, Kota Graz, menewaskan 10 orang dan melukai sedikitnya 12 lainnya. Pelaku, seorang mantan siswa berusia 21 tahun, mengakhiri hidupnya sendiri setelah melakukan aksi brutal tersebut.
Penembakan dilakukan menggunakan dua senjata api legal milik pelaku. Ia ditemukan tewas di toilet sekolah setelah melakukan aksi penyerangannya. Kepolisian Austria menegaskan pelaku bertindak sendirian.
Kronologi Penembakan di Sekolah Graz
Pelaku, mantan siswa sekolah menengah Dreierschuetzengasse, tiba-tiba melancarkan serangan dengan senjata api. Ia menembaki siswa dan guru secara acak di dalam gedung sekolah.
Sembilan korban meninggal dunia di lokasi kejadian. Satu korban lainnya, seorang perempuan, meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-lukanya. Korban meninggal terdiri dari tujuh perempuan dan tiga laki-laki.
Di antara korban, terdapat seorang siswa asal Perancis berusia 17 tahun. Pihak berwenang telah mengkonfirmasi kabar duka ini kepada keluarga korban.
Selain korban jiwa, sebanyak 12 orang lainnya mengalami luka serius dan tengah menjalani perawatan medis. Kepolisian menyediakan bantuan psikologis bagi saksi dan keluarga korban.
Motif Penembakan dan Respons Pemerintah
Polisi menemukan surat perpisahan yang ditujukan kepada orang tua pelaku di rumahnya. Namun, hingga saat ini motif di balik penembakan tersebut masih belum diketahui secara pasti. Investigasi kepolisian terus dilakukan.
Pemerintah Austria, melalui Kanselir Christian Stocker, menyatakan duka cita mendalam atas tragedi ini. Beliau mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari.
Kanselir Stocker menyebut peristiwa ini sebagai tragedi nasional dan hari yang kelam bagi Austria. Ia mengunjungi Graz untuk memberikan dukungan kepada para korban dan masyarakat.
Dampak Penembakan dan Reaksi Masyarakat
Sekolah Dreierschuetzengasse, yang menampung sekitar 400 siswa berusia 14-18 tahun, ditutup sementara. Bunga dan lilin diletakkan di depan gedung sekolah sebagai bentuk penghormatan kepada para korban.
Banyak toko di sekitar sekolah memilih untuk tutup sebagai tanda berkabung. Kejadian ini mengejutkan banyak warga, termasuk warga asing yang tinggal di Graz.
Seorang warga Amerika Serikat yang tinggal di Graz dan memiliki anak di sekolah dasar dekat lokasi kejadian mengaku sangat terkejut. Ia mengungkapkan bahwa meskipun kejadian serupa lebih sering terjadi di negaranya, peristiwa ini tetap sulit diterima karena terjadi di Graz, kota yang dikenal aman.
Roman Klug (55), warga yang tinggal dekat sekolah, mengungkapkan keheranannya karena sekolah tersebut dikenal terbuka dan menjunjung keberagaman. Penembakan di ruang publik sangat jarang terjadi di Austria.
Austria, negara dengan populasi hampir 9,2 juta jiwa, termasuk dalam daftar sepuluh negara paling aman di dunia menurut Global Peace Index. Namun, belakangan Eropa mencatat sejumlah serangan mematikan di institusi pendidikan, meskipun umumnya tidak terkait dengan aksi terorisme.
Kejadian ini tentunya menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan mengenai keamanan di institusi pendidikan dan perlunya langkah-langkah pencegahan di masa mendatang. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keamanan dan memberikan dukungan mental kesehatan yang lebih baik bagi generasi muda.
Bagi siapapun yang merasa tertekan atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Anda tidak sendirian dan ada banyak orang yang peduli dan siap membantu.