Masjid Al Kahfi Bandung: Raih Rp1,5M/Bulan, Rahasianya?

Masjid Affiliate Al-Kahfi Bunut di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bukanlah masjid biasa. Nama “Affiliate” yang disematkan pada masjid ini mencerminkan model pengelolaan unik yang diadopsi untuk meningkatkan kesejahteraan jemaahnya.
Berbeda dari masjid pada umumnya, Al-Kahfi Bunut mengintegrasikan bisnis affiliate marketing untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi. Inovasi ini tercetus dari pengalaman sang pendiri, Aditya Pratama Ghifary.
Dari Bimbingan Belajar Online Hingga Bisnis Masjid
Aditya, pendiri masjid ini, awalnya sukses dengan bisnis bimbingan belajar online. Keuntungan yang diraihnya kemudian dialokasikan untuk membangun Masjid Al-Kahfi Bunut pada tahun 2019.
Namun, setelah empat tahun berjalan, Aditya merasa pengelolaan masjid belum optimal. Masjid tersebut hanya ramai di hari kerja, sementara saat waktu sholat Maghrib, Isya, dan Subuh, masjid terlihat sepi.
Kejadian tragis di lingkungan sekitar, yaitu seorang tetangga yang bunuh diri karena terlilit hutang, menjadi titik balik pemikiran Aditya. Ia menyadari pentingnya keseimbangan iman dan perekonomian dalam kehidupan.
Studi Banding dan Implementasi Program Inovatif
Untuk menemukan solusi, Aditya melakukan studi banding ke berbagai masjid di Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura. Ia menyimpulkan bahwa dibutuhkan pengelola masjid yang aktif 24 jam.
Setelah mempelajari berbagai model pengelolaan, Aditya mulai mengimplementasikan program-program inovatif di Masjid Al-Kahfi Bunut. Salah satu program yang paling menonjol adalah pelatihan “Malam Minggu Cuan”.
Sejak Juli 2024, pelatihan “Malam Minggu Cuan” telah menarik lebih dari 500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga Papua dan Kalimantan. Antusiasme ini menunjukkan besarnya kebutuhan akan pelatihan affiliate marketing.
Sukses Bisnis Affiliate dan Perluasan Masjid
Pada tahun 2024, Masjid Al-Kahfi Bunut juga mulai menjual produk plastik melalui platform online seperti TikTok dan Shopee. Penjualan ini berhasil menghasilkan pendapatan fantastis.
Pendapatan dari penjualan produk plastik mencapai Rp 900 juta dari TikTok dan Rp 300 juta dari Shopee pada bulan Desember 2024. Total pendapatan masjid kini mencapai Rp 1,3 hingga Rp 1,5 miliar per bulan.
Masjid Al-Kahfi Bunut memiliki dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk ibadah dan pelatihan affiliate, sementara lantai dua difungsikan sebagai studio live TikTok dan asrama.
Sekitar 15 host live streaming, sebagian besar warga sekitar yang telah mengikuti pelatihan di masjid, membantu operasional bisnis online masjid ini. Nama “Affiliate” resmi disematkan pada Januari 2025.
Keberhasilan ini mendorong Aditya untuk merencanakan perluasan bangunan masjid agar dapat menampung lebih banyak jemaah dan peserta pelatihan. Ia berharap masjid ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Bagi yang tertarik mengikuti pelatihan affiliate, Aditya mengajak masyarakat untuk mengikuti perkembangan Masjid Affiliate Al-Kahfi Bunut melalui media sosial dan mengunjungi langsung masjid tersebut untuk mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Model pengelolaan Masjid Al-Kahfi Bunut menjadi contoh inspiratif bagaimana sebuah masjid dapat berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan spiritual jemaahnya.