Spanyol: Turis Membludak, Warga Lokal Sulit Cari Rumah

Krisis perumahan di Spanyol semakin memburuk. Melonjaknya harga sewa dan terbatasnya pasokan rumah membuat warga lokal, terutama generasi muda, kesulitan mendapatkan tempat tinggal. Situasi ini diperparah oleh masuknya investor asing dan maraknya turisme yang mendorong peningkatan permintaan hunian, terutama sewa jangka pendek.
Salah satu contoh nyata adalah apartemen bekas toko di Madrid yang ditawarkan seharga 300.000 euro. Apartemen dengan luas 55 meter persegi ini memiliki dua kamar tidur di ruang bawah tanah, yang secara resmi tercatat sebagai gudang. Meskipun demikian, agen properti dengan santainya menawarkan untuk menyewakannya kepada mahasiswa.
Apartemen Bekas Gudang dan Realita Pasar Properti Spanyol
Fenomena apartemen bekas gudang yang disewakan ini mencerminkan kondisi pasar properti Spanyol saat ini. Tingginya permintaan dan terbatasnya pasokan membuat harga sewa melambung tinggi.
Investor asing, yang tertarik dengan pasar properti dan pariwisata Spanyol yang menguntungkan, turut berkontribusi terhadap peningkatan harga. Akibatnya, banyak warga Spanyol kesulitan membayar sewa rumah.
Protes dari warga lokal pun tak terelakkan. Di berbagai kota, termasuk Kepulauan Canaria, Barcelona, dan Madrid, warga turun ke jalan untuk memprotes krisis perumahan dan dominasi orang asing.
Peran Investor Asing dan Minimnya Rumah Sosial
Investor asing dan dana investasi berperan besar dalam krisis ini. Mereka membeli properti dalam jumlah besar, baik untuk disewakan jangka pendek maupun jangka panjang, meningkatkan persaingan dan harga sewa.
Perusahaan seperti habitacion.com bahkan menjual kamar-kamar sebagai tempat tinggal. Organisasi penyewa dari kalangan kiri, Sindicatos de Inquilinas, menilai hal ini sebagai spekulasi liar yang merugikan warga lokal.
Situasi diperburuk oleh kurangnya pasokan rumah sosial. Spanyol hanya membangun 14.371 unit rumah sosial pada tahun lalu, jauh di bawah rata-rata Uni Eropa. Anggaran untuk perumahan sosial pun sangat minim.
Solusi dan Tantangan ke Depan
Pemerintah Spanyol telah berupaya mengatasi masalah ini. Menteri Perumahan dan Perencanaan Kota Spanyol, Isabel Rodriguez, meminta platform Airbnb untuk menghapus penawaran properti tanpa izin.
Pemerintah juga menerapkan pajak pertambahan nilai 21 persen untuk sewa apartemen liburan, dua kali lipat dari pajak kamar hotel. Namun, Sindicatos de Inquilinas menilai aturan ini belum cukup.
Organisasi penyewa tersebut mengancam akan menggelar protes keras jika pemerintah tidak segera bertindak. Mereka bertekad untuk merebut kembali properti yang kosong atau disewakan untuk turis.
Sementara itu, para ahli menekankan perlunya solusi yang komprehensif. Kebijakan yang lebih menarik untuk penyewaan rumah dengan jaminan hukum dan pajak yang melindungi penyewa dan pemilik rumah sangat dibutuhkan.
Selain itu, peningkatan pasokan rumah sosial dan upaya untuk mengurangi kesenjangan antara harga properti dan pendapatan rata-rata juga penting untuk dipertimbangkan. Tanpa tindakan nyata dan komprehensif, krisis perumahan di Spanyol akan terus memburuk dan memicu konflik sosial.
Secara keseluruhan, krisis perumahan di Spanyol merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi multi-faceted. Meningkatnya jumlah wisatawan, investasi asing yang agresif, dan kurangnya rumah sosial menciptakan situasi yang sulit bagi warga lokal. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan agar semua warga Spanyol memiliki akses yang setara terhadap tempat tinggal yang layak.