Berita

Serangan Israel-Iran: Apakah Ini Awal Perang Dunia Ketiga?

Iran menyebut serangan Israel sebagai deklarasi perang setelah serangan besar-besaran pada Jumat, 3 Juni 2025. Serangan yang menargetkan sekitar 100 lokasi, termasuk fasilitas nuklir Iran, mengakibatkan kematian sejumlah tokoh senior militer dan ilmuwan nuklir. Hal ini memicu kemarahan dan ancaman balasan dari Iran.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, langsung mengeluarkan peringatan keras kepada Israel. Ia menekankan bahwa tindakan Israel akan berakibat fatal dan menyakitkan. Respons tegas ini menunjukkan betapa seriusnya Iran menganggap serangan tersebut.

Serangan Israel: Sasaran dan Dampak

Serangan Israel melibatkan sekitar 200 jet tempur dan menargetkan jantung program nuklir Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai operasi tepat sasaran terhadap fasilitas pengayaan bawah tanah utama di Natanz dan ilmuwan nuklir.

Netanyahu menegaskan serangan akan berlanjut selama diperlukan, mengingat intelijen Israel menunjukkan Iran semakin dekat dengan kemampuan nuklir yang tak dapat diputar balik. Serangan ini menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Mohammad Bagheri, dan Kepala Garda Revolusi, Hossein Salami.

Beberapa ilmuwan nuklir Iran juga menjadi korban. Khamenei langsung menunjuk pengganti untuk para pejabat yang tewas. Bahkan, seorang penasihat seniornya dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Respon Iran dan Eskalasi Konflik

Iran merespons dengan cepat dan keras. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai “deklarasi perang” dan langsung meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel.

Sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegat sebagian drone tersebut. Yordania juga melaporkan berhasil mencegat pesawat dan rudal yang melanggar wilayah udaranya. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, bahkan mengirimkan surat resmi kepada PBB untuk mendesak Dewan Keamanan segera menangani situasi yang genting ini.

Militer Iran menegaskan tidak ada batasan dalam respons mereka. Teheran juga menegaskan Amerika Serikat tetap bertanggung jawab atas konsekuensi dari serangan tersebut, meski AS menyatakan tidak terlibat dan memperingatkan Iran untuk tidak menyerang personel atau kepentingan AS.

Ketegangan Regional dan Dampak Global

Serangan Israel memicu lonjakan harga minyak dan penurunan tajam di pasar saham global. Presiden AS Donald Trump, yang diwawancarai oleh Fox News, menyatakan telah mengetahui sebelumnya tentang serangan tersebut. Ia menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Trump juga mengumumkan penarikan staf AS dari Timur Tengah sebagai antisipasi terhadap ancaman Iran untuk menargetkan pangkalan militer AS jika konflik meluas. Ketegangan regional semakin meningkat karena serangan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas program nuklir Iran.

Israel mengklaim Iran mendekati titik kritis dalam pengembangan nuklirnya. Hal ini menambah kecaman internasional terhadap program nuklir Iran yang telah lama disangsikan secara internasional, meskipun Iran selalu membantahnya. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga menuding Iran melanggar kewajiban internasionalnya.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, mengecam kecaman tersebut dan menyatakan Iran berencana membangun fasilitas pengayaan baru di lokasi yang lebih aman. Iran saat ini memperkaya uranium hingga 60 persen, jauh di atas batas yang disepakati dalam perjanjian nuklir 2015.

Situasi ini menggarisbawahi kompleksitas konflik Israel-Iran yang telah berlangsung lama, diperumit oleh peran aktor regional dan internasional. Respon cepat dan keras dari Iran menunjukkan potensi eskalasi konflik yang lebih besar, menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas kawasan dan global. Perkembangan selanjutnya akan sangat menentukan arah konflik ini dan dampaknya pada dunia internasional.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button