Rahasia Iran: Serangan Balasan Meski Dihujani Rudal Israel

Di tengah serangan udara Israel yang intensif, Iran masih mampu melancarkan serangan balasan. Rudal-rudal balistik Iran berhasil mencapai sasaran di wilayah Israel, bahkan menghantam pusat komando militer IDF di Tel Aviv pada Minggu malam, 13 Juni 2025. Serangan terbaru juga menargetkan Institut Sains Weizmann, lembaga yang berperan penting dalam pengembangan teknologi militer Israel. Kemampuan Iran untuk melakukan serangan ini di tengah gempuran intensif menimbulkan pertanyaan mengenai pertahanan rudal mereka.
Ketahanan Arsenal Rudal Iran
Iran memulai konflik ini dengan sekitar 2.000 rudal balistik berbagai jenis dan jangkauan. Rudal-rudal ini diluncurkan dari ratusan sistem peluncur yang tersebar.
Strategi rudal Iran selama lebih dari dua dekade terakhir berfokus pada tiga pilar utama. Pilar-pilar tersebut adalah pengembangan industri pertahanan dalam negeri, peningkatan kemampuan produksi independen, dan manufaktur massal berbagai jenis rudal serta platform peluncurannya.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan militer reguler telah berinvestasi besar dalam membangun arsenal rudal yang tahan terhadap serangan. Tujuannya adalah untuk memastikan arsenal tersebut tidak mudah dilumpuhkan dalam satu serangan atau kampanye militer.
Taktik Pertahanan yang Canggih
Iran meningkatkan daya tahan arsenalnya dengan memperkuat stok senjata, armada drone, dan platform peluncur rudal. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi atas kemampuan militer Israel, khususnya Angkatan Udara Israel (IAF) yang beroperasi di wilayah yang disebut “lingkaran ketiga”, meliputi Iran, Irak, dan Yaman.
Untuk melindungi aset strategis, Iran menyebarkan sistem pertahanan udara di seluruh wilayah. Sistem pertahanan tersebut terdiri dari buatan dalam negeri, sistem buatan Asia, dan baterai rudal S-300 dari Rusia. Hal ini menciptakan lapisan pertahanan yang kompleks.
Sistem Peluncuran Berlapis: Strategi Pertahanan Multi-Layer
Iran menggunakan tiga jenis sistem peluncur rudal balistik. Sistem pertama adalah peluncur tetap, yang lebih mudah terdeteksi.
Sistem kedua adalah peluncur bergerak yang menggunakan truk semi-trailer yang terkamuflase dan sering dipindahkan. Beberapa ditempatkan di daerah perkotaan atau terpencil, dan disebar secara acak dalam keadaan darurat.
Sistem ketiga, dan yang paling penting, adalah peluncur bawah tanah. Iran membangun kompleks bawah tanah besar untuk seluruh proses operasional rudal, mulai dari transportasi, pengisian bahan bakar, hingga peluncuran. Sistem ini terinspirasi oleh infrastruktur Korea Utara dan jaringan Al Qaeda.
Beberapa fasilitas bawah tanah ini bahkan telah ditunjukkan kepada publik oleh Iran, sebagai demonstrasi kemampuan dan pesan pencegahan. Keberadaan fasilitas ini menyulitkan upaya penghancuran total arsenal rudal Iran.
Kemampuan Iran untuk terus melancarkan serangan rudal di tengah serangan udara intensif Israel menunjukkan kesuksesan strategi pertahanan berlapis ini. Investasi besar dalam pengembangan dalam negeri, manufaktur massal, dan sistem peluncuran yang terdiversifikasi telah menciptakan tantangan signifikan bagi upaya militer Israel untuk menetralisir ancaman rudal Iran. Ini menjadi faktor penting dalam dinamika konflik di kawasan tersebut.