Pemilik Mansion KTV di Semarang, BR, resmi ditahan Polda Jawa Tengah. Ia diduga menyediakan layanan prostitusi di tempat usahanya.
Dirkrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Dwi Subagio, membenarkan penahanan tersebut. Penahanan dilakukan setelah BR menjalani pemeriksaan.
Penahanan BR Terkait Kasus Prostitusi di Mansion KTV
BR sebelumnya dua kali mangkir dari panggilan penyidik. Namun, pada Jumat, 20 Juni 2025, ia akhirnya memenuhi panggilan tersebut.
Kasus ini berawal dari penindakan Polda Jateng terhadap Mansion KTV pada Februari 2025. Tempat karaoke tersebut diduga menyediakan hiburan penari telanjang dan prostitusi.
Informasi awal diperoleh dari laporan masyarakat. Petugas Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jateng langsung melakukan penyelidikan.
BR, yang diketahui sebagai politikus Partai Hanura, diduga mengetahui dan mendapat keuntungan dari praktik ilegal tersebut. Ia diduga terlibat dalam penyediaan paket penari telanjang.
Tersangka Dijerat UU Pornografi dan KUHP
Atas perbuatannya, BR dijerat dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Ia juga dijerat Pasal 296 KUHP tentang pelanggaran kesusilaan.
Proses hukum akan terus berjalan. Polda Jawa Tengah berkomitmen memberantas praktik prostitusi dan pelanggaran hukum lainnya.
Penyerahan Senjata Api Rakitan di Banyuasin
Di lain pihak, Polres Banyuasin, Sumatera Selatan, menerima penyerahan senjata api rakitan. Senjata tersebut diserahkan seorang warga melalui Camat Banyuasin II.
Penyerahan senjata api rakitan laras pendek ini merupakan bagian dari Operasi Senpi Musi 2025. Kapolres Banyuasin, AKBP Ruri Prastowo, mengapresiasi partisipasi masyarakat.
Senjata api tersebut diserahkan oleh Camat Banyuasin II, Ahmad Riduan, kepada Kapolsek Sungsang. Saat ini, senjata api tersebut diamankan di Polsek Sungsang untuk proses lebih lanjut.
Kedua kasus ini menunjukkan komitmen penegak hukum dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam mendukung upaya tersebut.
