Saksi Mata Fenomena Solstis Juni 2025: Lokasi-Lokasi Terpilih

Tahun 2025 akan segera menyaksikan fenomena solstis musim panas atau titik balik matahari, yang jatuh pada tanggal 21 Juni. Peristiwa langit ini menandai hari terpanjang dalam setahun di Belahan Bumi Utara, di mana matahari mencapai titik paling utara.
Fenomena solstis telah diamati manusia selama ribuan tahun, bahkan menginspirasi pembangunan berbagai situs purbakala. Dari Stonehenge di Inggris hingga Chichén Itzá di Meksiko, banyak bangunan kuno yang dibangun selaras dengan peristiwa solstis ini.
Apa Itu Solstis?
Kata “solstis” berasal dari bahasa Latin “sol” (matahari) dan “sistere” (berhenti). Istilah ini menggambarkan posisi Bumi yang membuat sudut antara sinar matahari dan bumi berada pada titik ekstrim.
Solstis Juni, atau titik balik matahari musim panas, menandai hari terpanjang di Belahan Bumi Utara. Hal ini terjadi karena kutub utara Bumi mencapai titik kemiringan paling dekat dengan matahari.
Fenomena ini terjadi dua kali setahun. Solstis Desember, atau titik balik matahari musim dingin, terjadi ketika kutub selatan Bumi mencapai titik kemiringan paling dekat dengan matahari.
Pada 21 Juni 2025, Belahan Bumi Utara akan mengalami hari pertama musim panas dan panjang siang hari terlama. Daerah di sekitar khatulistiwa akan merasakan sekitar 12 jam sinar matahari, sementara daerah di utara akan menikmati waktu siang lebih panjang.
Di wilayah utara Lingkaran Arktik, matahari akan bersinar selama 24 jam penuh. Ini merupakan dampak langsung dari kemiringan kutub utara yang sangat dekat dengan matahari.
Solstis Terjadi Tiap Tahun?
Tanggal pasti solstis bervariasi setiap tahun, antara 20 dan 22 Juni di Belahan Bumi Utara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antara tahun kalender (365 atau 366 hari) dengan waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit matahari (sekitar 365,24 hari).
Di banyak tempat di Belahan Bumi Utara, matahari terbit lebih awal beberapa hari sebelum solstis dan terbenam lebih lambat beberapa hari setelahnya. Ini karena perhitungan astronomi yang berbeda dengan sistem jam dan kalender yang kita gunakan.
Ketidaksesuaian tanggal solstis setiap tahun adalah hal lumrah. Perhitungan waktu matahari tidak selalu selaras dengan sistem waktu yang kita gunakan sehari-hari.
Imbas Solstis bagi Bumi dan Perayaannya
Dampak utama solstis bagi Bumi adalah perbedaan durasi siang hari. Di Belahan Bumi Utara, ini menjadi hari terpanjang dalam setahun.
Menurut NASA, solstis terjadi karena kemiringan sumbu rotasi Bumi. Kemiringan inilah yang menyebabkan perbedaan sudut antara Bumi dan matahari sepanjang tahun.
Pada solstis Juni, bagian utara Bumi lebih condong ke arah matahari, sehingga menerima lebih banyak sinar matahari. Fenomena ini hanya berlangsung sesaat.
Solstis musim panas dirayakan secara luas di berbagai budaya. Dari ritual di Stonehenge hingga festival pertengahan musim panas di Skandinavia, banyak perayaan merayakan peristiwa astronomi penting ini.
Meskipun di Indonesia solstis mungkin tidak dirayakan secara luas, kita tetap dapat merasakan dampaknya berupa durasi siang hari yang lebih panjang.
Secara singkat, solstis merupakan fenomena alamiah yang menarik dan signifikan. Ia menandai pergantian musim dan telah memiliki tempat penting dalam sejarah dan budaya manusia selama ribuan tahun. Meskipun variasi tanggalnya, peristiwa ini tetap memberikan dampak yang nyata pada durasi siang hari di seluruh dunia.