Waspada! Kenali Love Scamming: Modus, Ciri & Pencegahannya

Penipuan berkedok asmara atau love scamming melalui media sosial semakin marak. Baru-baru ini, seorang pegawai negeri sipil menjadi korban penipuan dengan modus ini, mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Kasus ini menjadi sorotan dan menyoroti pentingnya kewaspadaan dalam menjalin hubungan online.
Modus operandi pelaku umumnya melibatkan pembuatan profil palsu yang menarik. Setelah menjalin hubungan emosional dengan korban, pelaku kemudian meminta sejumlah uang dengan berbagai alasan.
Manipulasi Setelah Kenal Hingga Minta Uang
Pelaku love scamming secara bertahap membangun kepercayaan korban. Mereka akan merayu dan memanipulasi korban hingga korban merasa nyaman dan percaya.
Setelah kepercayaan terbangun, pelaku akan meminta uang atau mencuri data pribadi korban. Kejahatan ini semakin meningkat seiring dengan meluasnya penggunaan media sosial dan aplikasi kencan online.
Pandemi COVID-19 juga turut berkontribusi terhadap peningkatan kasus love scamming. Keterbatasan interaksi tatap muka membuat banyak orang lebih bergantung pada platform digital, membuka peluang bagi para penipu.
Data dari Komisi Perdagangan Federal AS menunjukkan peningkatan signifikan kasus penipuan kencan dan asmara. Pada 2016 tercatat 11.235 laporan, melonjak drastis menjadi 52.593 laporan di tahun 2020.
Kerugian finansial akibat love scamming di AS mencapai USD 300 juta pada tahun 2020, sedangkan di Inggris Raya mencapai 68 juta Euro. Angka-angka ini menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan dari kejahatan ini.
Jenis Penipuan Berkedok Cinta yang Kerap Terjadi
Berbagai modus penipuan berkedok asmara digunakan oleh para pelaku. Beberapa jenis penipuan yang sering terjadi adalah:
Penipuan Asrama Militer
Pelaku kerap menggunakan identitas palsu sebagai personel militer. Mereka biasanya mengaku sebagai individu yang akan segera pensiun dan mencari pasangan serius.
Setelah membangun hubungan emosional, pelaku meminta uang untuk membiayai tiket pertemuan dengan korban. Namun, pertemuan tersebut tak pernah terjadi, dan korban mengalami kerugian finansial.
Penipuan dengan Perbuatan Intim
Beberapa pelaku mengajak korban untuk melakukan video call. Korban diajak untuk tampil setengah telanjang atau melakukan perbuatan intim lainnya.
Setelah mendapatkan rekaman video tersebut, pelaku kemudian mengancam akan menyebarkannya jika korban tidak memberikan sejumlah uang. Ini merupakan bentuk pemerasan yang sangat berbahaya.
Selain kedua modus di atas, ada juga penipuan yang menggunakan situs kencan palsu, foto palsu, malware, dan iming-iming warisan. Para pelaku sangat kreatif dalam menciptakan modus penipuan mereka.
Tanda Penipuan Berkedok Asmara Alias Love Scamming
Korban love scamming seringkali merasa kesepian atau rentan secara emosional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pelaku untuk memanipulasi korban.
Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Pelaku sering meminta uang dengan berbagai alasan, seperti biaya pelatihan kerja atau keperluan mendesak lainnya.
- Setelah menjalin kedekatan, pelaku mengajak berkomunikasi melalui jalur privat seperti WhatsApp, untuk menghindari jejak digital.
- Pelaku menanyakan banyak hal tentang kehidupan pribadi korban untuk membangun kepercayaan dan memanipulasi emosi.
- Kisah dan informasi yang disampaikan pelaku seringkali tidak konsisten dan sulit diverifikasi.
- Pelaku menggunakan foto profil yang sangat menarik untuk memikat korban.
- Jejak digital pelaku sangat minim atau sulit ditemukan.
- Pelaku menghindari panggilan video atau pertemuan langsung dengan berbagai alasan.
Tingkat kewaspadaan sangat penting untuk menghindari menjadi korban love scamming. Kenali ciri-ciri dan modus operandi pelaku, serta selalu verifikasi informasi yang diterima dari orang yang baru dikenal secara online. Jika ragu, jangan ragu untuk meminta bantuan pihak berwajib.