Berita

Calon Walikota NY Ancam Netanyahu, Trump Murka: Reaksi Mengejutkan!

Lanskap politik Amerika Serikat yang terpolarisasi melahirkan pernyataan kontroversial dari Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York. Pernyataan tersebut menimbulkan gelombang kejutan di kancah politik internasional dan menjadi sorotan media global.

Mamdani, politisi muda berhaluan kiri, berjanji akan menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, jika berkunjung ke New York City selama masa jabatannya. Janji ini bukan sekadar retorika politik, melainkan sebuah deklarasi ideologis yang berani.

Janji Penangkapan Netanyahu: Deklarasi Perang Ideologis

Pernyataan kontroversial Mamdani disampaikan dalam wawancara dengan jurnalis Mehdi Hasan. Ditanya tentang sikapnya jika Netanyahu mengunjungi New York, Mamdani menjawab tegas, “Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika datang ke New York. Ini adalah kota yang nilainya sejalan dengan hukum internasional.”

Ia menambahkan, “Sudah saatnya tindakan kita juga sejalan.” Pernyataan ini langsung memicu beragam reaksi, baik dukungan maupun kecaman dari berbagai kalangan.

Dasar Hukum dan Tuduhan Kejahatan Perang

Mamdani membenarkan janjinya dengan mengatakan bahwa dasar hukumnya kuat, yaitu surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Netanyahu.

Surat perintah tersebut terkait tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Bagi Mamdani, ini bukan soal politik semata, melainkan penegakan hukum internasional.

Ia menekankan bahwa tindakannya akan berlandaskan hukum internasional, bukan didorong oleh sentimen politik pribadi. Sikap tegasnya ini menarik perhatian dunia internasional.

Profil Zohran Mamdani dan Posisinya Terhadap Israel

Zohran Mamdani, Muslim keturunan India berusia 33 tahun, telah lama dikenal sebagai salah satu suara paling vokal di legislatif AS yang mengkritik kebijakan Israel.

Jauh sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota, ia terbuka menyebut tindakan Israel di Palestina sebagai “genosida”. Ia juga pendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang menargetkan Israel.

Mamdani juga tak gentar mengklarifikasi narasi kontroversial seperti “Globalize the Intifada,” yang seringkali dipelintir sebagai seruan kekerasan. Ia menjelaskan bahwa slogan tersebut adalah seruan solidaritas global bagi yang tertindas, bukan ajakan kekerasan.

Pengalamannya tumbuh di era pasca-9/11 membuatnya memahami bagaimana kata-kata dalam bahasa Arab sering diputarbalikkan. Ia ingin menekankan bahwa perjuangannya adalah untuk pembebasan, bukan untuk kekerasan.

Keterlibatan Mamdani dalam politik New York juga menarik perhatian tokoh berpengaruh seperti Donald Trump. Pernyataan kontroversial ini akan berdampak signifikan pada kampanye pemilihan wali kota New York.

Pernyataan Mamdani menunjukkan perpecahan pendapat di Amerika Serikat terkait konflik Israel-Palestina. Janjinya menimbulkan pertanyaan tentang batas kewenangan seorang wali kota dan implikasi hukum internasional di dalam negeri. Pernyataan berani ini akan terus memicu debat dan diskusi di masa mendatang. Sangat menarik untuk menyaksikan bagaimana perkembangan situasi politik ini akan berdampak pada pemilihan wali kota New York dan hubungan AS-Israel.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button