Iran Hadapi Agresi: Rakyat Bersatu Lawan Oposisi Kebijakan

Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai titik puncak pasca serangan udara Israel di Teheran pada 13 Juni 2025. Serangan yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir ini langsung dibalas Iran dengan serangan balasan terhadap infrastruktur ekonomi dan industri Israel.
Di tengah eskalasi konflik ini, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, meyakini persatuan rakyat Iran dalam menghadapi agresi Israel. Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat perbedaan pendapat di dalam negeri, ancaman eksternal akan menyatukan rakyat Iran di belakang pemerintah.
Solidaritas Nasional Iran Menghadapi Agresi Israel
Boroujerdi, dalam wawancara podcast bersama Suara.com, menekankan bahwa meskipun Iran adalah negara demokrasi yang memungkinkan perbedaan pendapat, rakyat Iran akan bersatu menghadapi ancaman luar negeri seperti agresi militer dari Israel.
Ia mengatakan bahwa pengalaman masa lalu telah membentuk rasa nasionalisme dan kecintaan rakyat Iran terhadap tanah air dan pemerintahannya. Hal ini akan menjadi pendorong utama persatuan dalam menghadapi ancaman eksternal.
Respon Internasional terhadap Konflik Iran-Israel
Serangan balasan Iran, menurut Boroujerdi, mendapat dukungan luas dari masyarakat internasional. Hal ini disebabkan karena serangan tersebut merupakan respon terhadap agresi Israel yang tidak beralasan.
Opini publik internasional, lanjutnya, cenderung melihat serangan Israel sebagai provokasi yang tidak terbenarkan secara hukum internasional. Sebaliknya, tindakan Iran dianggap sebagai pembelaan diri yang sah.
Analisis Situasi Internasional
Perlu dipahami bahwa dukungan internasional terhadap Iran didasarkan pada persepsi bahwa Iran hanya melakukan serangan balasan. Inilah yang membedakan serangan Iran dengan serangan awal Israel.
Banyak negara melihat tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan tidak terprovokasi. Oleh karena itu, serangan balasan Iran mendapatkan simpati dan pemahaman dari komunitas internasional.
Kronologi Serangan dan Dampaknya
Serangan udara Israel pada Jumat, 13 Juni 2025, menargetkan beberapa lokasi penting di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan ini menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
Iran membalas dengan serangan pada Sabtu, 14 Juni 2025, menyasar infrastruktur ekonomi dan industri di Haifa, pelabuhan utama Israel. Israel pun kembali menyerang Teheran, menyasar Kementerian Pertahanan dan depot minyak.
Iran melaporkan angka korban jiwa yang cukup tinggi pada hari-hari awal serangan. Laporan menyebutkan puluhan orang tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk anak-anak.
Eskalasi konflik ini menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan Timur Tengah. Situasi ini menuntut pendekatan diplomasi yang lebih intensif untuk mencegah terjadinya perang besar.
Kejadian ini menyoroti betapa pentingnya upaya perdamaian dan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi, bukan kekerasan. Upaya internasional untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut sangat diperlukan.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya peran komunitas internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan global. Kerjasama internasional sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik berskala besar yang berdampak luas terhadap keamanan dunia.
Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan kompleksitas konflik Iran-Israel dan perlunya solusi damai untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Peran diplomasi dan kerja sama internasional sangat krusial dalam menyelesaikan konflik ini dan mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak.