Berita

Iran-Israel: Perang Meletus? Hezbollah Siap Tempur!

Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat, menyingkirkan harapan akan de-eskalasi. Konflik antara Iran dan Israel, yang selama ini berlangsung dalam bayang-bayang, kini mencapai titik kritis di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. Eskalasi antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hizbullah, kelompok proksi Iran, semakin intensif, memicu kekhawatiran akan perang terbuka.

Serangan lintas batas yang terjadi hampir setiap hari telah memaksa pengungsian puluhan ribu warga sipil. Kota-kota perbatasan berubah menjadi zona hantu, menggambarkan betapa seriusnya situasi ini.

Israel Siap Serangan Penuh Skala di Lebanon

Pihak militer Israel secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk melancarkan serangan skala penuh di Lebanon. Pernyataan resmi IDF pada 18 Juni 2025 menegaskan telah disetujuinya rencana operasional untuk serangan tersebut.

IDF menyatakan telah memvalidasi rencana dan meningkatkan kesiapan pasukan di lapangan. Ini bukan sekadar ancaman kosong, mengingat pernyataan keras Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang disampaikan melalui media sosial pada hari yang sama.

Katz memperingatkan konsekuensi bagi Hizbullah dan Lebanon jika terjadi perang total. Ia menegaskan Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon akan menanggung dampaknya yang sangat berat.

Hizbullah Tidak Mundur, Ancam Seret Siprus

Di sisi lain, Hizbullah menunjukkan sikap yang sama tegasnya. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidato televisi pada 19 Juni 2025, membalas ancaman Israel dengan unjuk kekuatan.

Nasrallah mengklaim memiliki informasi intelijen dan persenjataan baru, termasuk drone pengintai yang telah merekam lokasi strategis di Israel. Ia menegaskan kesiapan Hizbullah menghadapi skenario terburuk dan mengancam tidak akan ada tempat yang aman dari serangan mereka.

Ancaman Nasrallah juga meluas ke Siprus. Ia mengancam akan menyeret Siprus ke dalam konflik jika negara tersebut mengizinkan Israel menggunakan bandara dan pangkalannya untuk menyerang Lebanon.

Perang Bayangan dan Upaya Diplomatik

Serangan langsung Iran ke Israel pada April 2025 dan balasan terbatas dari Israel telah mengubah dinamika konflik. Namun, kedua negara tampaknya masih enggan terlibat dalam perang langsung yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar.

Seorang diplomat Eropa di Beirut menyebut situasi ini sebagai “kalibrasi eskalasi”, bukan negosiasi gencatan senjata. Iran memanfaatkan Hizbullah untuk menekan Israel dan AS terkait situasi di Gaza.

De-eskalasi di Lebanon sangat bergantung pada tercapainya gencatan senjata di Gaza. Oleh karena itu, dunia kini fokus pada dua hal: upaya diplomatik AS untuk mencegah perang besar di Lebanon, dan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Situasi di Timur Tengah saat ini sangat rawan. Keseimbangan kekuatan yang rapuh dan ancaman penggunaan kekuatan yang signifikan terus membayangi kawasan tersebut. Perkembangan selanjutnya akan menentukan apakah upaya diplomatik dapat mencegah terjadinya perang terbuka yang berpotensi menimbulkan bencana kemanusiaan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button