Iran Tetap Kuat: Ekonomi Tahan Agresi Israel? Bukti Mengejutkan

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat drastis setelah serangan udara Israel ke Teheran pada 13 Juni 2025. Serangan tersebut memicu balasan dari Iran, menandai eskalasi konflik yang mengkhawatirkan dunia.
Namun, di tengah gejolak tersebut, Iran mengklaim bahwa perekonomian negaranya tidak terdampak signifikan. Klaim ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, dalam sebuah podcast.
Dampak Ekonomi yang Minim, Klaim Iran
Menurut Dubes Boroujerdi, dampak ekonomi dari konflik Iran-Israel memang ada, tetapi masih relatif kecil. Ia memprediksi dampak yang lebih besar baru akan terlihat dalam jangka panjang.
Meskipun dampak langsung belum signifikan, Boroujerdi mengakui potensi dampak negatif yang lebih luas. Ketidakstabilan di Teluk Persia, misalnya, berpotensi mengganggu perekonomian negara-negara di sekitarnya.
Serangan dan ancaman Israel di wilayah tersebut merupakan faktor utama yang memicu kekhawatiran ini. Ketidakstabilan keamanan berdampak pada iklim investasi dan perdagangan.
Ancaman terhadap Perekonomian Global
Dampak konflik Iran-Israel tidak hanya terbatas pada negara-negara di Timur Tengah. Kekhawatiran juga muncul di Indonesia, meskipun secara geografis jauh dari zona konflik.
Banyak pengamat ekonomi Indonesia, menurut Boroujerdi, mengungkapkan kekhawatiran akan dampak negatif ketidakstabilan di Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan dampak global dari konflik tersebut.
Boroujerdi menjelaskan bahwa persatuan antara pemerintah dan rakyat Iran menjadi kunci dalam meminimalisir dampak negatif ekonomi. Solidaritas nasional dianggap sebagai faktor penyangga yang kuat.
Eskalasi Konflik dan Negosiasi yang Terhenti
Serangan udara Israel pada 13 Juni 2025 menyasar sejumlah lokasi strategis di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan ini dibalas Iran dengan serangan balasan ke Haifa, Israel.
Eskalasi konflik ini juga berdampak pada negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi Oman. Putaran keenam pembicaraan yang direncanakan terpaksa ditunda.
Amerika Serikat bahkan turut terlibat dalam serangan udara ke fasilitas nuklir Iran, menambah kompleksitas konflik dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut. Ketegangan ini meningkatkan ketidakpastian di pasar global.
Iran melaporkan korban jiwa yang signifikan akibat serangan Israel. Jumlah korban jiwa yang mencapai puluhan, termasuk anak-anak, menggambarkan dahsyatnya serangan tersebut. Kondisi ini memperparah situasi kemanusiaan.
Meskipun Iran mengklaim dampak ekonomi yang minim, ancaman terhadap stabilitas regional dan global tetap nyata. Ketegangan berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan investasi internasional. Perkembangan situasi ini perlu dipantau secara ketat.