Serangan Mendadak Iran: Gencatan Senjata Terancam Hancur

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali mencuat ke permukaan. Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menegaskan kesiapan negaranya untuk mengakhiri serangan balasan terhadap Israel, dengan satu syarat: Israel harus terlebih dahulu menghentikan agresi terhadap Iran.
Pernyataan ini disampaikan Boroujerdi menanggapi desakan negara-negara G7 agar Iran menghentikan serangannya. Ia menilai tuntutan tersebut tidak adil dan mengabaikan realita di lapangan.
Iran: Serangan Balasan Adalah Aksi Bela Diri
Menurut Boroujerdi, serangan yang dilakukan Iran merupakan aksi bela diri semata. Selama Israel tidak menyerang, Iran tidak akan membalas.
Ia menekankan bahwa permintaan gencatan senjata dari G7 hanya akan diterima jika Israel juga berkomitmen untuk menghentikan serangannya. Ini bukan sekadar negosiasi, tetapi menghormati prinsip aksi dan reaksi.
Boroujerdi mempertanyakan mengapa G7 hanya meminta Iran untuk menghentikan serangan, padahal Israel lah yang memulai konflik. Ia melihat permintaan tersebut sebagai pendekatan politik yang tidak adil dan tidak akan diterima Iran.
Desakan G7: Pendekatan Politik atau Solusi Nyata?
Desakan gencatan senjata dari G7 dinilai Boroujerdi sebagai pendekatan politik semata, bukan solusi yang adil. Ia menegaskan, Iran hanya akan berhenti menyerang jika Israel menghentikan agresi terlebih dahulu.
Permintaan gencatan senjata hanya akan efektif jika dijalankan oleh kedua belah pihak secara bersamaan, bukan hanya ditujukan kepada Iran secara sepihak.
Boroujerdi menambahkan bahwa solusi damai tidak memerlukan negosiasi rumit, resolusi, atau gencatan senjata yang sepihak. Yang dibutuhkan adalah penghentian agresi dari Israel. Reaksi akan berhenti ketika aksi berhenti.
Target Serangan Iran: Fokus pada Militer Israel
Iran selalu cermat dalam melancarkan serangan balasan, dengan tujuan menghindari perluasan konflik. Sasaran serangan selalu difokuskan pada target militer Israel.
Boroujerdi menegaskan bahwa Iran tidak pernah menargetkan warga sipil, rumah sakit, atau sekolah. Hal ini berbeda dengan tindakan Israel yang, menurutnya, pernah menargetkan rumah sakit di wilayah Kemansyah, Iran.
Perbedaan pendekatan ini menunjukkan perbedaan mendasar dalam strategi dan etika peperangan antara Iran dan Israel. Iran menekankan pembatasan target untuk menghindari korban sipil, sebuah prinsip yang menurutnya tidak dipegang teguh oleh Israel.
Pernyataan Duta Besar Iran ini memberikan gambaran kompleks tentang konflik Iran-Israel. Solusi damai nampaknya hanya mungkin tercapai jika ada kesetaraan dalam tuntutan dan komitmen bersama dari kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan.
Pernyataan ini juga menyoroti pentingnya peran internasional dalam mendorong dialog dan penyelesaian damai yang adil, tanpa mengabaikan realita di lapangan dan prinsip keadilan internasional.