Berita

Petani Jawa Tengah: Revolusi Beras Rendah Karbon Ahmad Luthfi

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, berencana memperkuat kerja sama dengan Uni Eropa untuk mengembangkan produksi beras rendah karbon. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Jawa Tengah.

Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah terjalin sebelumnya. Luthfi menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk mencapai swasembada pangan melalui metode pertanian berkelanjutan.

Produksi Beras Rendah Karbon di Jawa Tengah

Jawa Tengah menargetkan luas tanam padi mencapai 1,5 juta hektare pada tahun 2024. Produksi gabah kering giling diperkirakan mencapai 8,8 juta ton.

Target produksi padi pada tahun 2025 bahkan lebih tinggi, yaitu 11,8 juta ton. Angka ini akan berkontribusi signifikan terhadap stok pangan nasional.

Program beras rendah karbon di Jawa Tengah telah dimulai sejak tahun 2022 di beberapa kabupaten. Program ini dijalankan melalui kerjasama SWITCH-Asia Low Carbon Rice.

Program SWITCH-Asia Low Carbon Rice menghubungkan petani dengan penggilingan padi kecil, dan juga pasar. Konsumen seperti restoran dan hotel juga menjadi bagian dari rantai pasok ini.

Suksesnya program ini terlihat di Klaten. Panen padi di lahan seluas 100 hektare menghasilkan sekitar 600 ton gabah.

Keberhasilan di Klaten ditandai dengan penurunan emisi karbon hingga 80%. Biaya penggilingan juga berkurang hingga 30-40%, dan kualitas panen meningkat.

Strategi Perluas Program Beras Rendah Karbon

Salah satu strategi untuk memperluas program beras rendah karbon adalah melalui kerja sama dengan perusahaan. Program ini membutuhkan investasi yang cukup besar.

Bank Indonesia telah memberikan kontribusi melalui program CSR-nya. Dana CSR tersebut digunakan untuk pengembangan di enam kabupaten.

Investasi untuk konversi mesin penggilingan padi dari bahan bakar solar ke listrik cukup signifikan. Rata-rata dibutuhkan sekitar Rp250 juta hingga Rp300 juta per titik.

Bank Indonesia telah menginvestasikan sekitar Rp1,8 miliar di enam kabupaten. Kabupaten tersebut antara lain Demak, Jepara, Kudus, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang.

Ke depannya, diharapkan penggunaan energi terbarukan dapat diterapkan. Gubernur Ahmad Luthfi mendorong penggunaan energi surya untuk mesin penggilingan padi.

Upaya untuk mengganti mesin penggilingan padi dengan energi surya sedang dikaji. Rencananya, akan diujicobakan pada 1-2 titik lokasi.

Kerja Sama dengan Uni Eropa

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperkuat kerjasama dengan 12 negara Uni Eropa. Negara-negara tersebut antara lain Austria, Siprus, Jerman, Belanda, Spanyol, Swedia, Belgia, Denmark, Finlandia, Lithuania, dan Polandia.

Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi program beras rendah karbon. Dukungan dari Uni Eropa diharapkan dapat mempercepat transisi menuju pertanian berkelanjutan.

Kerja sama ini juga akan mencakup berbagai aspek. Mulai dari pendanaan, teknologi, hingga transfer pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Dengan dukungan Uni Eropa, diharapkan program beras rendah karbon di Jawa Tengah akan semakin meluas. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim.

Program beras rendah karbon di Jawa Tengah tidak hanya fokus pada pengurangan emisi karbon. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas panen, dan kesejahteraan petani. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan internasional, Jawa Tengah diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menerapkan pertanian berkelanjutan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button