Jakarta Global: Peran Nyata Masyarakat Minang, Harapan DPRD
Budaya Minang di Jakarta, yang dihuni oleh populasi signifikan, ternyata kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Padahal, warga Minang diperkirakan akan menempati peringkat kelima dari 300 suku di Jakarta pada tahun 2025. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang peran dan kontribusi budaya Minang dalam pembangunan Jakarta sebagai kota global.
Minimnya perhatian ini menjadi sorotan, terutama mengingat sejarah panjang dan peran penting masyarakat Minang dalam perkembangan Jakarta sejak masa pergerakan nasional. Mereka telah berkontribusi di berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga kepemimpinan nasional.
Minimnya Dukungan terhadap Budaya Minang di Jakarta
Anggota DPRD DKI Jakarta, Desie Christhyana Sari, menyoroti kurangnya dukungan terhadap pelestarian budaya Minang di Jakarta. Hal ini terlihat dari minimnya anggaran yang dialokasikan Pemprov DKI untuk kegiatan kebudayaan Minang.
Kurangnya dukungan anggaran ini berdampak pada berbagai aspek pelestarian budaya. Aktivitas budaya Minang sulit berkembang dan kesulitan untuk mendapatkan tempat yang layak di Jakarta.
Desie juga mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya agenda resmi yang mengakomodasi budaya Minang. Hal ini meliputi kurangnya ruang representasi di ruang publik dan festival kota yang menampilkan budaya tersebut.
Jakarta, sebagai ibu kota negara, seharusnya menjadi wadah bagi keberagaman budaya Indonesia. Keberadaan budaya Minang seharusnya dihargai dan dipromosikan secara maksimal.
Peran Masyarakat Minang dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, masyarakat Minang tetap diharapkan untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan Jakarta. Potensi budaya dan keahlian mereka sangat berharga untuk pembangunan kota.
Dengan sejarah panjang dan peran penting mereka, masyarakat Minang bisa menjadi aset berharga bagi Jakarta. Pengembangan budaya Minang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi Jakarta sebagai kota global.
Potensi ekonomi dari pelestarian dan promosi budaya Minang juga tak bisa diabaikan. Hal ini dapat menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah.
Dukungan Pemprov DKI Jakarta untuk Pelestarian Budaya Minang
Staf khusus Gubernur DKI Jakarta, Chiko Hakim, memberikan sinyal positif terkait dukungan Pemprov DKI untuk pelestarian budaya Minang. Pemprov akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memajukan adat istiadat dan kesenian Minang.
Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan adalah memfasilitasi penyelenggaraan festival budaya Minang. Festival ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempromosikan budaya Minang sekaligus meningkatkan perekonomian daerah.
Festival budaya diharapkan tidak hanya menjadi ajang pentas seni, melainkan juga berdampak positif pada perekonomian. Peningkatan kunjungan wisatawan berpotensi meningkatkan pendapatan dari pajak hotel dan sektor pariwisata lainnya.
Sebagai penutup, perlu adanya komitmen nyata dari Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan ruang dan dukungan yang lebih besar terhadap pelestarian budaya Minang. Hal ini penting tidak hanya untuk menghargai keberagaman budaya di Jakarta, tetapi juga untuk memanfaatkan potensi budaya Minang dalam membangun Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan dan inklusif. Partisipasi aktif masyarakat Minang sendiri juga sangat krusial dalam proses ini.




