Misteri Tol Getaci Mangkrak: Pembangunan Terhenti di Tengah Jalan?
Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia terus digenjot pemerintah sebagai motor penggerak ekonomi. Proyek-proyek strategis nasional seperti Tol Getaci menjadi fokus utama, menjanjikan peningkatan konektivitas antar daerah dan kelancaran distribusi barang serta mobilitas masyarakat. Dengan panjang total 206,65 kilometer, Tol Getaci menjangkau Jawa Barat (171,4 kilometer) dan Jawa Tengah (35,25 kilometer). Proyek ambisius ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Rencana awal pembangunan Tol Getaci yang terdiri dari empat seksi—Gedebage-Garut, Garut Utara-Tasikmalaya, Tasikmalaya-Patimuan, dan Patimuan-Cilacap—kini mengalami penyesuaian. Skala proyek yang besar dan kompleksitasnya membutuhkan perencanaan yang matang dan terukur.
Perubahan Rencana: Fokus Tahap Awal ke Tasikmalaya
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian, menjelaskan perubahan skema pembangunan Tol Getaci. Tahap awal pembangunan difokuskan hingga Tasikmalaya, menunda sementara seksi Patimuan-Cilacap. Prioritas ini dirasa lebih mendesak untuk mendukung konektivitas Bandung-Garut-Tasikmalaya, mengurangi kepadatan jalur selatan, dan merangsang perekonomian lokal.
Meskipun tidak tercantum dalam Indonesian Construction and Investment (ICI) 2025, Tol Getaci tetap menjadi agenda pembangunan nasional. Katalog ICI hanya mencakup sebagian kecil dari total 1.571 kilometer jaringan tol yang ditargetkan dalam lima tahun ke depan.
Lelang Ulang dan Strategi Investasi
Skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang awalnya direncanakan mengalami penundaan lelang. Dinamika pasar investasi dan evaluasi kelayakan menjadi pertimbangan utama. Pemerintah kini mempersiapkan lelang ulang, sedang dalam tahap pembahasan bersama Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Kementerian PUPR.
Meskipun belum ada kepastian tanggal lelang dan finalisasi skema investasi, BPJT berharap prosesnya dapat segera dimulai. Estimasi nilai investasi tetap besar, memperhitungkan panjang jalan tol dan kompleksitas pembebasan lahan.
Tahapan Konstruksi dan Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan menjadi faktor kunci keberhasilan proyek. Berikut rincian tahapan yang telah direncanakan:
Seksi 1 (Junction Gedebage–Garut)
- Pembebasan lahan: Januari 2021–Oktober 2022
- Konstruksi: Mulai April 2022
- Target operasi: Juli 2024
Proses pembebasan lahan dan konstruksi telah berjalan untuk seksi ini.
Seksi 2 (Garut Utara–Tasikmalaya)
- Pengadaan lahan menyesuaikan kesiapan administrasi daerah dan lelang.
Tahap pengadaan lahan di seksi ini sedang menyesuaikan berbagai faktor pendukung.
Seksi 3 dan Seksi 4 (Tasikmalaya–Cilacap)
- Pembebasan lahan: 2026–2027
- Konstruksi fisik: April 2027–pertengahan 2029
- Target operasi penuh: Juli 2029
Seksi 3 dan 4 akan menjadi prioritas setelah selesainya seksi 1 dan 2.
Tol Getaci diharapkan mendukung pertumbuhan sektor logistik, distribusi komoditas, dan penyerapan tenaga kerja. Proyek ini juga akan mempercepat akses ke pusat pertumbuhan baru di Cilacap dan kawasan pesisir selatan. Analisis pemerintah memperkirakan pengurangan waktu tempuh Bandung-Cilacap hingga lebih dari 50% dibandingkan jalur nasional.
Tantangan dan Hambatan
Proyek ini menghadapi tantangan signifikan, termasuk topografi yang kompleks, kompleksitas pembebasan lahan, dan kebutuhan modal yang besar (di atas Rp 50 triliun jika seluruh seksi dikerjakan serentak). Pendekatan bertahap dipilih sebagai solusi realistis.
Dukungan Kebijakan dan Harapan Masa Depan
Tol Getaci didukung oleh berbagai regulasi, termasuk Perpres Nomor 109/2020, RPJMN 2020-2024, dan peraturan Menteri PUPR. Pemerintah memastikan transparansi informasi publik untuk memantau perkembangan proyek.
Masyarakat di sepanjang jalur tol menaruh harapan besar terhadap proyek ini. Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan proyek ini sesuai target, sekaligus mendorong transformasi infrastruktur Pulau Jawa. Meskipun terdapat tantangan, optimisme tetap terjaga untuk menjadikan Tol Getaci sebagai penggerak ekonomi di masa depan.




