Densus 88 Selidiki Email Ancaman Bom Pesawat Saudi Airlines
Sebuah ancaman bom terhadap penerbangan Saudi Airlines yang membawa 442 jemaah haji dari Jakarta tengah diselidiki oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Ancaman tersebut diterima melalui surel (email) oleh pihak maskapai. Penyelidikan ini melibatkan koordinasi dengan otoritas Arab Saudi, mengingat aset yang menjadi target adalah milik negara tersebut.
Densus 88 menyatakan tidak menutup kemungkinan ancaman berasal dari luar negeri. Proses investigasi yang menyeluruh tengah dilakukan untuk memastikan keamanan dan mencegah insiden serupa terjadi lagi.
Ancaman Bom Diterima Lewat Email
Pihak maskapai Saudi Airlines menerima ancaman bom melalui surel. Isi email tersebut berisi ancaman peledakan pesawat dengan rute Jeddah-Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga telah menerima laporan terkait ancaman ini. Laporan tersebut diterima pada pukul 07.30 WIB dari PT. Angkasa Pura Indonesia.
Pesawat Saudi Airlines SV 5276 yang membawa 442 jemaah haji Kloter 12 JKS (207 laki-laki dan 235 perempuan) menjadi target ancaman. Hal ini menyebabkan Bandara Soekarno-Hatta langsung mengaktifkan Ruang EOC (Emergency Operation Center).
Pengalihan Penerbangan ke Medan
Atas ancaman tersebut, Pilot in Command (PIC) memutuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Bandar Udara Kualanamu di Medan pada pukul 10.17 WIB. Keputusan ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan petugas Air Traffic Controller JATSC.
Bandar Udara Kualanamu pun langsung mengaktifkan EOC dan menghubungi anggota Komite Keamanan Bandar Udara Kualanamu. Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dari kepolisian juga disiagakan.
Pesawat mendarat di Kualanamu pukul 10.55 WIB dan diparkir di posisi terisolasi. Evakuasi penumpang dilakukan dan Tim Jihandak segera melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada bahan peledak di dalam pesawat.
Penyelidikan Densus 88 dan Koordinasi Internasional
Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan untuk menelusuri asal usul ancaman. Pihaknya berkoordinasi dengan otoritas Saudi Arabia karena target ancaman adalah aset Saudi di Indonesia.
Densus 88 juga bekerja sama dengan Polda setempat dan pemangku kepentingan terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan ancaman tidak meluas dan mencegah insiden yang tidak diinginkan.
Proses investigasi melibatkan analisis email, penyelidikan potensi ancaman dari dalam dan luar negeri. Kerjasama internasional menjadi kunci dalam mengungkap pelaku dan motif di balik ancaman bom ini.
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk otoritas penerbangan internasional, diperlukan untuk memastikan keamanan penerbangan dan mencegah insiden serupa di masa mendatang. Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah penyelidikan selesai.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dan kesigapan dalam menghadapi ancaman terorisme. Langkah-langkah keamanan yang komprehensif dan kerjasama internasional menjadi krusial untuk menjaga keselamatan penerbangan dan masyarakat.
Meskipun penerbangan berhasil dialihkan dan tidak ada korban jiwa, kasus ini tetap menjadi peringatan akan pentingnya sistem keamanan yang handal dan respon cepat dari pihak berwenang dalam menghadapi ancaman teror. Semoga penyelidikan dapat segera mengungkap pelaku dan motif di balik ancaman ini.