Solstis vs Ekuinoks: Rahasia Perbedaan Musim & Siang Malam
Perubahan musim di Bumi dipengaruhi oleh dua fenomena astronomi, yaitu solstis (titik balik matahari) dan ekuinoks. Meskipun keduanya menandai perubahan posisi Bumi terhadap matahari, terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya.
Artikel ini akan menjelaskan perbedaan solstis dan ekuinoks, menjelasakan fenomena solstis yang terjadi pada 22 Juni 2025, dan dampaknya bagi Bumi. Kita akan melihat bagaimana peristiwa langit ini telah diamati dan dirayakan oleh berbagai budaya selama ribuan tahun.
Perbedaan Solstis dan Ekuinoks
Solstis terjadi ketika kemiringan Bumi terhadap matahari mencapai titik maksimumnya. Ini menghasilkan siang hari terpanjang (solstis musim panas) atau terpendek (solstis musim dingin) di belahan bumi tertentu.
Sementara itu, ekuinoks terjadi ketika kemiringan Bumi tidak langsung mengarah ke matahari, sehingga matahari berada tepat di atas ekuator. Kondisi ini menyebabkan durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia.
Solstis Juni, misalnya, menandai siang hari terpanjang di Belahan Bumi Utara dan malam terpendek. Sebaliknya, solstis Desember menandai siang hari terpendek dan malam terpanjang di Belahan Bumi Utara.
Solstis Juni 2025: Siang Terpanjang di Belahan Bumi Utara
Solstis Juni 2025, yang terjadi pada 22 Juni, menandai puncak musim panas di Belahan Bumi Utara. Ini adalah hari terpanjang dalam setahun di belahan bumi tersebut.
Peristiwa ini telah diamati dan dirayakan selama ribuan tahun oleh berbagai peradaban. Banyak bangunan kuno, seperti Stonehenge dan Chichén Itzá, dibangun sedemikian rupa sehingga selaras dengan solstis.
Pada hari solstis Juni, Belahan Bumi Utara mengalami siang hari terpanjang, dengan durasi sinar matahari bervariasi tergantung letak geografis. Wilayah di sekitar khatulistiwa akan mengalami sekitar 12 jam siang hari, sementara wilayah di bagian utara dapat mengalami hingga 15 jam siang hari. Daerah di utara Lingkaran Arktik bahkan akan menikmati sinar matahari selama 24 jam.
Perayaan solstis Juni berlangsung di berbagai tempat di dunia, mulai dari Stonehenge di Inggris hingga festival pertengahan musim panas di Skandinavia.
Dampak Solstis terhadap Bumi
Solstis terjadi karena kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya. Kemiringan ini menyebabkan satu belahan bumi menerima lebih banyak sinar matahari langsung daripada belahan lainnya.
Selama solstis Juni, kutub utara Bumi miring paling dekat dengan matahari, menyebabkan Belahan Bumi Utara mengalami siang hari terpanjang dan suhu yang lebih tinggi. Fenomena ini menandai dimulainya musim panas di Belahan Bumi Utara.
Meskipun solstis itu sendiri hanya berlangsung sesaat, dampaknya terhadap durasi siang hari dan suhu terasa selama beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal tersebut. Perubahan durasi siang hari secara bertahap berkurang setelah solstis Juni.
Solstis merupakan peristiwa astronomi tahunan yang penting, yang menandai perubahan musim dan memiliki arti budaya yang signifikan bagi banyak masyarakat di seluruh dunia.
Pemahaman tentang solstis dan ekuinoks membantu kita menghargai kompleksitas gerakan Bumi dan pengaruhnya terhadap iklim dan kehidupan di planet kita.