Otomotif

Penjualan Mobil Listrik AS Anjlok Tajam: Tren Pasar Berubah Drastis

Penjualan mobil listrik baru di Amerika Serikat mengalami penurunan drastis sebesar 10,7 persen dibandingkan tahun lalu, menurut data Cox Automotive. Meskipun terjadi peningkatan sedikit dari April ke Mei, pasar tetap lesu. Hal ini mendorong produsen untuk menawarkan berbagai potongan harga dan insentif yang menarik.

Akibatnya, harga rata-rata mobil listrik baru di AS pada Mei mencapai US$57.734 (sekitar Rp951 juta dengan kurs Rp16.489 per dolar AS), turun sekitar 2,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Insentif pembelian juga meningkat tajam, mencapai 19,4 persen atau rata-rata US$8.226 per unit, setara dengan 14,2 persen dari harga transaksi rata-rata – angka tertinggi sejak 2019.

Beberapa model populer seperti Ford Mustang Mach-E, Kia EV6, Nissan Ariya, dan Acura ZDX bahkan bisa didapatkan dengan harga di bawah US$40.000 setelah dipotong insentif. Ini menunjukkan upaya agresif produsen untuk merangsang penjualan di tengah pasar yang lesu.

Sebaliknya, pasar mobil listrik bekas menunjukkan tren yang sangat berbeda. Harga rata-rata mobil listrik bekas naik 0,9 persen dari April ke Mei, dan 2,6 persen dibandingkan tahun lalu, mencapai US$36.053 per unit. Meskipun lebih mahal daripada sebelumnya, penjualannya justru tumbuh signifikan, meningkat 1,1 persen bulanan dan 32,1 persen secara tahunan.

Tesla mendominasi pasar mobil listrik bekas dengan pangsa pasar hampir setengahnya (49,6 persen). Model Tesla Model 3 menjadi yang paling laris, dengan harga jual rata-rata US$23.160, turun sedikit 1,6 persen dari April. Popularitas Tesla di pasar bekas menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan daya tahan produk mereka.

Pasokan Mobil Listrik Bekas Menipis

Meningkatnya permintaan mobil listrik bekas menyebabkan pasokan menjadi terbatas. Cox mencatat stok hanya cukup untuk 40 hari penjualan, level terendah sejak Juni 2022. Ini merupakan penurunan 11 persen dibandingkan tahun lalu. Sebaliknya, stok mobil listrik baru masih cukup melimpah, dengan pasokan untuk 111 hari, naik 8 persen dari April, tetapi tetap 11,6 persen lebih rendah dari Mei 2024.

Kondisi ini menciptakan dinamika yang menarik di pasar. “Ketika adopsi mobil listrik semakin cepat, menyediakan model-model terjangkau jadi hal yang penting,” ungkap Cox Automotive. Pernyataan ini menyoroti tantangan yang dihadapi industri untuk menyeimbangkan permintaan yang tinggi dengan ketersediaan mobil listrik yang terjangkau.

Bagi konsumen, penurunan harga mobil listrik baru dan insentif yang ditawarkan merupakan peluang bagus untuk mendapatkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, perlu diingat bahwa insentif seperti potongan pajak US$7.500 untuk mobil baru dan US$4.000 untuk mobil bekas terancam dihapus dalam waktu dekat. Hal ini dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan dinamika pasar di masa depan.

Secara keseluruhan, pasar mobil listrik di AS sedang mengalami transformasi yang signifikan. Penurunan penjualan mobil listrik baru yang diimbangi oleh peningkatan penjualan mobil listrik bekas menunjukkan adanya pergeseran preferensi konsumen dan tantangan yang dihadapi oleh produsen dalam memenuhi permintaan yang beragam.

Ke depannya, strategi produsen dalam hal penetapan harga, penawaran insentif, dan pengelolaan pasokan akan menjadi faktor penentu keberhasilan mereka dalam menguasai pasar mobil listrik yang dinamis ini. Perkembangan teknologi baterai, peningkatan infrastruktur pengisian daya, dan kebijakan pemerintah juga akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan industri mobil listrik di Amerika Serikat.

Situasi ini juga menunjukkan pentingnya pemerintah dalam memberikan dukungan yang berkelanjutan untuk mendorong adopsi mobil listrik, termasuk kebijakan insentif yang tepat dan pengembangan infrastruktur yang memadai. Dengan begitu, transisi ke kendaraan listrik dapat berjalan lebih lancar dan berkelanjutan.

(job/dmi)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button