Berita

Bapanas: Revolusi Hilirisasi Pangan Lokal Lewat SPPG?

Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah berupaya memperkuat ekosistem pangan lokal. Upaya ini difokuskan pada peningkatan peran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menyerap hasil produksi peternak mandiri.

Dengan melibatkan peternak kecil dan menengah, diharapkan manfaat ekonomi akan langsung dirasakan oleh mereka. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak secara berkelanjutan.

Peningkatan Peran SPPG dalam Hilirisasi Pangan Lokal

Saat ini, jumlah SPPG hampir mencapai 2.000 unit. Target ke depan adalah meningkatkan jumlah SPPG hingga 3.000 unit.

Dengan peningkatan jumlah SPPG, jangkauan program Makan Bergizi Gratis akan semakin luas.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa setiap SPPG diperkirakan dapat menjangkau sekitar 3.000 orang. Hal ini menunjukkan potensi besar SPPG dalam menyerap hasil pertanian dan peternakan lokal.

Prioritas utama SPPG adalah penggunaan sumber pangan lokal. Hal ini memastikan keberlanjutan program dan dampak positif bagi perekonomian lokal.

SPPG tidak hanya mendistribusikan makanan bergizi gratis, tetapi juga membangun ekosistem pangan terintegrasi. Sistem ini mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari produksi hingga konsumsi.

Integrasi dengan Koperasi Desa Merah Putih

Program hilirisasi pangan lokal akan terintegrasi dengan Koperasi Desa Merah Putih. Targetnya adalah mencapai 80.000 unit koperasi.

Koperasi Desa Merah Putih akan berperan sebagai pusat distribusi. Mereka akan mendistribusikan sembako, gas melon, produk farmasi, dan produk pangan strategis lainnya.

Integrasi ini akan memperkuat daya serap produk lokal. Koneksi dengan program Makan Bergizi Gratis dan pasar murah akan menjamin penyerapan hasil produksi petani dan peternak.

Dengan adanya sistem ini, diharapkan tidak ada lagi kerugian akibat panen berlebih. Petani dan peternak tidak perlu lagi membuang hasil panen karena harga jatuh.

Menyelesaikan Masalah Panen Berlebih dan Harga Jatuh

Sistem terintegrasi ini dirancang untuk mengatasi permasalahan klasik yang sering dihadapi petani dan peternak. Yaitu, kerugian akibat panen berlebih dan anjloknya harga komoditas.

Dengan terintegrasinya SPPG dan Koperasi Desa Merah Putih, diharapkan permasalahan tersebut dapat teratasi. Sistem ini memastikan adanya pasar yang terjamin untuk hasil pertanian dan peternakan.

Contohnya, petani cabai tidak perlu lagi membuang hasil panennya. Begitu pula peternak telur yang seringkali mengalami kerugian akibat harga telur yang anjlok.

Program ini bukan hanya sekadar bantuan pangan, tetapi juga solusi holistik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini memperkuat ekonomi lokal dan mengurangi potensi kerugian bagi para produsen.

Program ini diharapkan menjadi model keberlanjutan dalam membangun ketahanan pangan nasional. Dengan memastikan akses pasar yang luas dan stabil, program ini menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi para petani dan peternak di Indonesia.

Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, koperasi, dan SPPG, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.

Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani dan peternak kecil. Sistem yang terintegrasi dan berkelanjutan ini menjadi kunci keberhasilan pembangunan ekonomi pedesaan di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button