Enam Tersangka Ricuh Demo Kemenpora: Fakta Mengejutkan Terungkap

Unjuk rasa di depan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Senin, 23 Juni 2025, berujung kericuhan. Kejadian ini mengakibatkan seorang polisi mengalami luka bakar serius.
Polres Metro Jakarta Pusat telah menangkap 20 mahasiswa terkait kerusuhan tersebut. Enam di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kronologi Kerusuhan dan Penangkapan
Massa aksi melakukan pembakaran ban dan penyiraman bensin, bahkan melawan petugas kepolisian.
Api yang menyambar seorang polisi terjadi saat petugas berupaya meredam situasi yang semakin memanas.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menjelaskan bahwa 20 orang diamankan karena diduga melakukan tindak pidana penghasutan, penganiayaan, dan perlawanan terhadap petugas.
Salah satu polisi yang terluka, Ipda DA, mengalami luka bakar serius di pergelangan kaki kanan, lutut kanan, dan pergelangan tangan kanan.
Saat ini, Ipda DA masih menjalani perawatan intensif di RSAL Mintoharjo.
Peran Enam Tersangka Mahasiswa
Keenam tersangka yang telah ditetapkan merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UIA) dan Universitas Pembangunan Jaya (UIP).
FT (31), mahasiswa UIA, berperan sebagai koordinator lapangan dan terlibat dalam pembakaran ban.
Lima tersangka lainnya dari UIP memiliki peran yang berbeda-beda.
IM (23) melawan petugas, AD (21) menyiram bensin ke ban, ARS (26) membeli bensin dan menjadi penggalang massa.
FSC (21) membawa ban ke lokasi demonstrasi, sementara FJD (20) juga ikut membawa ban.
Barang bukti yang disita polisi meliputi dua ban, sepatu dinas, enam handphone, satu mobil, sisa bensin, spanduk, dua megafon, empat sepeda motor, dan hasil visum korban.
Kasus ini telah dinaikkan ke tahap penyidikan, dan proses pemberkasan tengah dilakukan.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170, 351, 160, 213, dan 214 KUHP.
Polisi berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum untuk proses hukum selanjutnya.
Proses Hukum dan Dampak Kejadian
Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama terkait kekerasan yang terjadi selama unjuk rasa.
Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pihak kepolisian menekankan pentingnya demonstrasi yang tertib dan tidak anarkis.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya dialog dan penyelesaian konflik secara damai.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengawasan dan keamanan selama aksi demonstrasi.
Proses penyidikan dan persidangan akan menjadi fokus perhatian publik.
Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar demonstrasi dapat berlangsung dengan tertib dan aman.
Perlu adanya evaluasi menyeluruh terkait penanganan unjuk rasa untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.
Kejadian ini mengingatkan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan publik selama unjuk rasa. Semoga proses hukum berjalan adil dan transparan, serta menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.