Berita

KNKT Selidiki Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Selat Bali

Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali: Investigasi KNKT dan Upaya Pencarian Korban

Kecelakaan laut kembali terjadi di Indonesia. KMP Tunu Pratama Jaya, sebuah kapal motor penumpang, tenggelam di Selat Bali pada Jumat, 4 Juli 2025, sekitar pukul 23.35 WIB. Insiden ini menelan korban jiwa dan menimbulkan keprihatinan mendalam. Kejadian ini menjadi sorotan, menuntut investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebabnya dan mencegah tragedi serupa di masa mendatang.

Investigasi KNKT: Mencari Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung bergerak cepat merespon insiden ini. Tim investigasi KNKT telah diterjunkan ke Banyuwangi untuk memulai penyelidikan menyeluruh.

Ketua KNKT, Soejanto Tjahjono, menyatakan bahwa investigasi akan fokus pada berbagai aspek. Proses keberangkatan kapal akan ditelusuri secara detail.

Pemeriksaan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) menjadi prioritas utama. KNKT akan memastikan bahwa semua persyaratan kelaikan kapal, dokumen, dan aspek lainnya telah dipenuhi sebelum kapal berangkat.

Investigasi juga akan mencakup pemeriksaan kondisi kapal sebelum keberangkatan. KNKT akan mengevaluasi apakah terdapat kelalaian atau kekurangan dalam pemeliharaan dan perawatan kapal.

Selain itu, KNKT juga akan menyelidiki prosedur dan pelaksanaan tanggap darurat saat kecelakaan. Awak kapal seharusnya telah terlatih untuk menghadapi situasi darurat seperti ini.

Bukti-bukti, termasuk video yang beredar di media sosial, akan dianalisis. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efektifitas prosedur tanggap darurat yang diterapkan pada KMP Tunu Pratama Jaya.

Upaya Pencarian dan Evakuasi Korban

Kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 awak kapal, dan 22 unit kendaraan. Jumlah korban jiwa yang pasti masih dalam proses pendataan.

Deputi Operasi dan Siaga Basarnas, Ribut Eko, memastikan bahwa pencarian korban hilang masih terus dilakukan. Operasi pencarian melibatkan berbagai unsur.

Alat-alat utama pencarian, seperti LSTM KRI Teluk Ende dan KRI Tongkol, dikerahkan. Helikopter Baharkam dan dukungan dari pihak swasta juga turut membantu.

Koordinasi antar instansi dilakukan secara ketat. Upaya pencarian korban terus dilakukan untuk menemukan seluruh korban yang masih hilang. Proses ini memerlukan waktu dan kesabaran.

Enam jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga. Proses identifikasi dan penyerahan jenazah lainnya masih berlangsung.

Tantangan dalam Operasi Pencarian

Kondisi perairan Selat Bali yang berarus kuat dan luas menjadi tantangan tersendiri. Tim SAR membutuhkan waktu dan peralatan yang memadai.

Keterbatasan visibilitas di bawah laut juga menghambat proses pencarian. Teknologi dan peralatan canggih diperlukan untuk mempermudah proses pencarian.

Langkah-Langkah Pencegahan Kejadian Serupa di Masa Mendatang

Insiden ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. Peraturan dan pengawasan perlu diperketat.

Peningkatan pelatihan dan sertifikasi bagi awak kapal menjadi krusial. Pelatihan tanggap darurat harus lebih komprehensif dan realistis.

Pemeliharaan dan perawatan kapal harus dilakukan secara rutin dan menyeluruh. Inspeksi berkala secara ketat sangat diperlukan.

Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap kelaikan kapal. Standar keselamatan harus dipatuhi secara ketat oleh semua pihak terkait.

Sistem pelaporan dan respon terhadap insiden maritim perlu ditingkatkan. Koordinasi antar lembaga terkait harus lebih efektif dan efisien.

Dari tragedi ini, kita semua dapat mengambil pelajaran berharga. Keselamatan maritim harus menjadi prioritas utama, membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan. Investigasi KNKT diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang komprehensif untuk mencegah tragedi serupa di masa depan. Semoga seluruh korban yang masih hilang segera ditemukan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button