Berita

Heboh! Fadhal Rahmat Vape di Sidang DPRD, Siapa Ortu?

Anggota DPRD Kota Kendari termuda, Fadhal Rahmat, baru-baru ini menjadi sorotan publik. Video dirinya terlihat sedang vaping saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebar luas di media sosial, memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan. Aksi tersebut dianggap tidak etis dan merendahkan marwah lembaga legislatif. Kontroversi semakin memanas dengan dugaan Fadhal melakukan live streaming dari ruang rapat. Siapa sebenarnya sosok Fadhal Rahmat dan apa latar belakangnya? Berikut uraian lebih lengkap mengenai kontroversi yang tengah melanda politisi muda Partai Golkar ini.

Fadhal Rahmat, yang baru berusia 23 tahun, menjabat sebagai anggota DPRD Kota Kendari periode 2024-2029. Ia mewakili Fraksi Partai Golkar.

Kontroversi yang melibatkan Fadhal ini menjadi perhatian luas karena usianya yang masih muda, namun sudah terlibat dalam tindakan yang dianggap kontroversial.

Kontroversi Vaping di Ruang Rapat

Video Fadhal Rahmat yang sedang vaping selama RDP viral di media sosial. Aksi ini menimbulkan kecaman karena dianggap tidak pantas dilakukan di lingkungan resmi lembaga pemerintahan.

Banyak yang menilai tindakannya kurang menghargai forum resmi dan merendahkan marwah DPRD Kota Kendari sebagai lembaga legislatif.

Dugaan live streaming selama RDP menambah kontroversi. Hal ini memicu pertanyaan mengenai etika dan profesionalisme anggota dewan.

Latar Belakang Keluarga Fadhal Rahmat

Publik penasaran dengan latar belakang keluarga Fadhal Rahmat. Terungkap bahwa ia adalah anak kedua dari James Adam Mokke.

James Adam Mokke diketahui merupakan mantan Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan pengalaman panjang dalam birokrasi Sulawesi Tenggara.

Ia pernah menjabat sebagai Camat Moramo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Konawe Kepulauan, dan Kepala Dinas Sosial di kabupaten yang sama.

Total masa baktinya sebagai ASN lebih dari 30 tahun. Nama James Adam Mokke juga dikenal karena pernah maju sebagai calon Wakil Bupati Konawe Selatan pada Pilkada 2024.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf

Menanggapi kontroversi yang terjadi, Fadhal Rahmat memberikan klarifikasi. Ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas tindakannya.

Fadhal menjelaskan bahwa kejadian vaping terjadi saat RDP sedang istirahat, bukan selama sesi resmi berlangsung. RDP tersebut membahas PHK di RS Santa Anna Kendari.

Meskipun demikian, permintaan maafnya tetap menuai beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian masih menganggap tindakannya tidak bisa dibenarkan.

Insiden ini menjadi pembelajaran penting mengenai etika dan perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang wakil rakyat.

Peristiwa ini juga menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan pedoman perilaku bagi anggota dewan. Perlu adanya pembenahan untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kejadian ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dan profesionalisme dalam bertugas bagi seluruh anggota dewan.

Fadhal Rahmat kini menghadapi dampak dari tindakannya. Kasus ini menjadi sorotan publik mengenai pentingnya menjaga etika dan profesionalisme dalam lembaga pemerintahan, khususnya bagi wakil rakyat yang dipilih oleh masyarakat. Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya peningkatan pengawasan dan pendidikan etika bagi para pejabat publik. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button