Waspada! Kasus Talasemia di Indonesia Meningkat Drastis, Cek Wilayahmu

Jumlah penderita talasemia mayor di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2022, angka tersebut mencapai 12.155 kasus, meningkat signifikan dari 10.973 kasus di tahun 2021.
Talasemia merupakan kelainan darah genetik yang menyebabkan sel darah merah tak mampu memproduksi hemoglobin secara cukup atau benar. Hemoglobin adalah protein pengangkut oksigen dalam darah.
Peningkatan Kasus Talasemia Mayor di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan yang mengkhawatirkan pada kasus talasemia mayor dalam beberapa tahun terakhir. Perkiraan sekitar 2.500 bayi lahir setiap tahunnya dengan kondisi ini tampaknya akurat.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 38,8% dari total kasus nasional. Provinsi lain dengan kasus signifikan antara lain Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Sebaliknya, kasus talasemia mayor relatif lebih sedikit ditemukan di wilayah Kalimantan dan Nusa Tenggara. Distribusi kasus yang tidak merata ini memerlukan perhatian khusus dalam strategi penanggulangan.
Dampak Talasemia Mayor: Komplikasi Medis dan Beban Ekonomi
Tanpa pencegahan dan perawatan yang tepat, penderita talasemia mayor berisiko mengalami berbagai komplikasi medis serius.
Komplikasi tersebut meliputi gangguan fungsi jantung, penyakit hati, kelainan endokrin, osteoporosis, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Kondisi ini memerlukan perawatan dan pengobatan seumur hidup.
Selain dampak kesehatan, peningkatan kasus talasemia juga memberatkan anggaran negara. Biaya terapi suportif untuk satu penderita sejak lahir hingga usia 18 tahun diperkirakan mencapai lima miliar rupiah.
Hal ini menempatkan talasemia sebagai salah satu penyakit katastropik dengan biaya pengobatan tertinggi di Indonesia. Beban ekonomi ini menjadi sorotan penting dalam perencanaan kesehatan nasional.
Upaya Pencegahan dan Skrining Talasemia
dr. Endang Lukitosari, M. Epid., Ketua Tim Kerja Penyakit Kelainan Darah dan Imunologi Kemenkes, menekankan pentingnya skrining talasemia untuk mengurangi dampak medis dan ekonomi.
Skrining talasemia hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup dan biayanya relatif terjangkau. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan merencanakan perawatan yang tepat.
Dengan melakukan skrining secara masif, diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus baru talasemia mayor di Indonesia dan meringankan beban ekonomi negara. Peningkatan kesadaran masyarakat juga sangat penting.
Pencegahan dan deteksi dini melalui skrining merupakan kunci utama dalam penanganan talasemia. Hal ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengurangi beban ekonomi yang signifikan bagi keluarga dan negara.
Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan kasus talasemia mayor di Indonesia dapat dikendalikan dan dampaknya dapat diminimalisir.
Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai talasemia, serta akses yang lebih mudah terhadap skrining dan perawatan yang memadai. Dengan begitu, kita dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para penderita talasemia.