Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan Jumat, 23 Mei 2025, dengan kenaikan signifikan. IHSG mencapai level 7.214, meningkat 1,4 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh net buy asing yang mencapai angka fantastis, Rp2 triliun di pasar reguler.
Nilai tersebut merupakan angka tertinggi dalam lima minggu terakhir dan melampaui dua kali lipat rata-rata inflow mingguan sejak April. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, yang kini telah bergerak di atas level psikologis 7.000.
1. Sentimen Pasar Pekan Lalu: Campuran Faktor Global dan Domestik
Kenaikan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh berbagai sentimen global dan domestik. Secara global, kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump menjadi sorotan. Trump mengumumkan tarif impor 50 persen terhadap produk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025.
Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh ketidakseimbangan perdagangan dan hambatan perdagangan yang dianggap tidak adil dari Uni Eropa. Inggris dikecualikan karena telah menandatangani perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan AS.
Sentimen lain berasal dari harga emas. Ketidakpastian ekonomi global mendorong investor mencari aset safe haven, sehingga permintaan emas meningkat tajam. Pengeluaran global untuk emas mencapai 0,5 persen dari PDB dunia, tertinggi dalam 50 tahun terakhir. Harga emas berpotensi kembali ke level tertinggi sepanjang masa.
Di pasar domestik, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga memberikan pengaruh. Pada 21 Mei 2025, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Penurunan ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat (pertumbuhan kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen) dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal.
2. Sentimen Pasar Pekan Ini: Rebalancing MSCI dan Aliran Dana Asing
Pekan ini, pasar hanya akan beroperasi selama tiga hari perdagangan (26-28 Mei 2025) karena adanya libur cuti bersama Hari Kenaikan Yesus Kristus. Dua katalis utama yang perlu diperhatikan adalah rebalancing indeks MSCI dan aliran dana asing.
Rebalancing Indeks MSCI yang dijadwalkan akhir Mei 2025 berpotensi memengaruhi aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Investor asing akan menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan perubahan bobot dalam indeks tersebut.
Pekan lalu, investor asing mencatatkan aksi beli bersih Rp2 triliun di pasar reguler, dengan saham-saham seperti BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA menjadi favorit. Hal ini menunjukkan optimisme investor asing terhadap prospek pasar saham Indonesia.
3. Rekomendasi Saham Pekan Ini dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT)
Berdasarkan analisis sentimen pasar, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) merekomendasikan beberapa saham untuk dipertimbangkan.
Berikut rekomendasi saham pekan ini:
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): MDKA direkomendasikan untuk dibeli karena pergerakannya yang konsisten di atas Moving Average 5 (MA5) dalam jangka pendek. Meskipun terjadi konsolidasi, hal ini memberikan peluang entry dengan risiko terukur. Potensi kenaikan harga komoditas juga menjadi sentimen positif.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): BBRI baru saja mengalami mini breakout resistensi 4.300, dan investor asing mulai mengakumulasi saham ini. Penurunan suku bunga BI berpotensi menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan.
- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL): NCKL menunjukkan pergerakan bullish setelah breakout dari area konsolidasi. Kenaikan pada hari Jumat lalu didukung oleh price action yang menarik. Indikator MACD juga menunjukkan tren positif.
Meskipun IHSG menunjukkan kinerja positif dan sentimen pasar cenderung optimis, investor tetap perlu berhati-hati. Resistance penting di level 7.400 perlu diwaspadai, mengingat level tersebut pernah diuji berkali-kali sebelum IHSG mencapai all-time high di level 7.800 pada September 2024. Analisis yang cermat dan manajemen risiko yang baik tetap menjadi kunci keberhasilan investasi.
