Berita

Rahasia Sukses Ekonomi Korea Selatan: Inspirasi Indonesia Maju

Transformasi ekonomi Korea Selatan menjadi negara maju patut menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Dari negara termiskin di dunia pasca Perang Korea, Korea Selatan berhasil menjadi kekuatan ekonomi Asia. Perjalanan ini penuh tantangan, namun keberhasilannya membuktikan bahwa dengan strategi dan kebijakan yang tepat, perubahan ekonomi yang signifikan dapat dicapai.

Kehancuran infrastruktur akibat Perang Korea dan pendudukan Jepang meninggalkan Korea Selatan dalam kemiskinan ekstrem. GDP per kapita di bawah 100 dolar AS pada 1953 menggambarkan betapa sulitnya situasi saat itu.

1. Rencana Pembangunan Lima Tahun Era Park Chung Hee: Fondasi Industrialisasi

Presiden Park Chung Hee memimpin industrialisasi Korea Selatan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (1962-1966). Fokus utama adalah sektor manufaktur.

Insentif pajak dan kebijakan relaksasi menjadi stimulus pertumbuhan industri. Gaya kepemimpinan Chung Hee yang tegas turut membentuk iklim industri yang kondusif.

Pada 1970-an, sektor swasta didorong untuk diversifikasi. Pemerintah terus memberikan insentif untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk.

2. Investasi Konsisten pada Sumber Daya Manusia (SDM): Kunci Keberhasilan Jangka Panjang

Investasi besar-besaran pada SDM menjadi kunci keberhasilan Korea Selatan. Pendirian KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology) pada 1971 bertujuan meningkatkan jumlah ahli teknologi dan riset.

Kebijakan konsisten dalam pengembangan SDM menghasilkan peningkatan angka literasi hingga 90 persen dalam 35 tahun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun kapasitas warganya.

Byung Koo Cho dari Korea Development Institute menekankan pentingnya investasi SDM sebagai solusi utama bagi keterbatasan yang ada. Investasi ini menjadi kunci pembangunan ekonomi jangka panjang.

3. Etos Kerja Keras dan Nilai-nilai Sosial: Pilar Kekuatan Bangsa

Gerakan New Village Movement pada 1970-an mendorong migrasi ke wilayah sentral untuk meningkatkan produktivitas. Meski awalnya ada tantangan upah rendah, peningkatan standar hidup perlahan terwujud.

Disiplin dan etos kerja keras menjadi ciri khas masyarakat Korea Selatan. Nilai-nilai Konfusianisme, seperti kerja keras, disiplin, dan rasa hormat, diimplementasikan untuk pembangunan ekonomi.

Perasaan “sama rasa” atau rasa kebersamaan menciptakan kohesi sosial yang kuat. Hal ini penting dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi secara nasional.

Kesimpulannya, transformasi ekonomi Korea Selatan merupakan bukti nyata bahwa dengan perencanaan yang matang, kebijakan yang konsisten, investasi pada SDM, dan semangat kerja keras, sebuah negara dapat keluar dari kemiskinan dan menjadi negara maju. Indonesia dapat banyak belajar dari pengalaman dan strategi yang diterapkan Korea Selatan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button