Australia Suntik Dana Raksasa: Proyek Energi Bersih RI Melonjak

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney baru-baru ini menyelenggarakan forum bisnis bertajuk “Indonesia Updates 2025: Green Investment.” Acara yang berlangsung di Rydges World Square Sydney ini bertujuan mempertemukan para profesional di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan perwakilan pemerintah Indonesia dan Australia. Lebih dari 120 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pelaku usaha, bankir, akademisi, dan pemerhati ekonomi, turut hadir dalam forum tersebut.
1. Pentingnya Peningkatan Investasi Energi Bersih di Indonesia
Forum bisnis tersebut menyoroti pentingnya peningkatan investasi energi bersih di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Utusan Khusus Pemerintah Australia untuk Asia Tenggara, Nicholas Moore, menekankan bahwa meskipun Asia Tenggara memiliki potensi besar, wilayah ini baru menerima 2 persen dari total investasi energi bersih global.
Potensi investasi energi bersih di Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$ 190 miliar hingga tahun 2035. Indonesia sendiri telah menargetkan peningkatan signifikan dalam penggunaan energi terbarukan dalam dekade mendatang. Australia, dengan kekuatan sektor swasta, kapasitas investasi, dan institusi pendidikan yang kuat, bertekad menjadi mitra strategis dalam mendorong transformasi hijau di kawasan ini.
2. Peran Sektor Swasta dalam Mempercepat Transisi Energi di Indonesia
CEO HSBC Australia dan Selandia Baru, Anthony Shaw, melihat hubungan istimewa antara Indonesia dan Australia sebagai pendorong potensi perdagangan dan investasi bilateral. Ia mencatat peningkatan aliran investasi asing ke Indonesia dan menganggap investasi dari Australia memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia dalam beberapa dekade mendatang.
Investasi asing, khususnya dari Australia, diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap proyek-proyek infrastruktur hijau di Indonesia. Kolaborasi antara sektor swasta kedua negara diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai tujuan bersama dalam transisi energi.
3. Komitmen Bersama Indonesia dan Australia dalam Kerja Sama Energi Hijau
Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono, menegaskan komitmen Indonesia dan Australia terhadap investasi hijau di tengah tantangan ekonomi global. Prioritas utama kedua negara adalah transisi energi, pengembangan infrastruktur, dan pembangunan industri yang berkelanjutan.
Kunjungan Perdana Menteri Albanese ke Jakarta pada 14 Mei 2025 lalu menghasilkan kesepakatan baru, termasuk peluncuran KINETIK Fund for Green Infrastructure senilai 50 juta dolar Australia di bawah Australia-Indonesia Climate and Infrastructure Partnership. Hal ini menunjukkan komitmen nyata kedua negara dalam kerja sama energi hijau. Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) juga menjadi sorotan penting dalam memastikan keberlanjutan dan kepercayaan investor global. Contohnya adalah keberhasilan Nickel Industries, perusahaan nikel Australia yang beroperasi di Indonesia, dalam meraih predikat Blue PROPER dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Keberhasilan ini membuka jalan bagi investasi hijau yang lebih besar di masa depan.
Investasi hijau Australia di Indonesia telah menunjukkan dampak positif di berbagai sektor, termasuk pertanian, kesehatan, pertambangan, dan pendidikan. Meskipun sektor energi telah berkembang pesat, masih terdapat potensi besar untuk perluasan investasi hijau di sektor lain, khususnya sektor kesehatan. Di sektor ini, penerapan prinsip ESG sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Program community development juga dapat mendorong kolaborasi perusahaan dengan masyarakat lokal, meningkatkan keterampilan, dan menciptakan dampak sosial yang positif. Kerja sama yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah kedua negara akan sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. Hal ini akan semakin memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia. Dengan komitmen bersama dan strategi yang tepat, Indonesia dan Australia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mencapai target energi bersih dan pembangunan berkelanjutan.